Kardinal Robert Francis Prevost terpilih menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat dengan nama Leo XIV pada masa kepausannya. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pengganti Paus Fransiskus akhirnya terpilih pada Kamis (8/5) setelah konklaf kepausan mencapai kata sepakat.

Kardinal Robert Francis Prevost terpilih menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat dengan nama Leo XIV pada masa kepausannya.

Dilansir dari Kantor Berita Antara, Prevost adalah seorang kardinal kuria, yang dikenal dekat dengan mendiang Paus Fransiskus.

Ia terpilih menjadi paus ke-267 Gereja Katolik pada hari kedua konklaf yang berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5).

Baca juga:  Gubernur Koster Resmikan Kantor MDA Kabupaten Klungkung

Sinyal asap putih yang keluar dari cerobong asap Kapel Sistina pada Kamis petang sekitar pukul 18.00 waktu Vatikan (23.00 WIB) menandakan kepada dunia bahwa seorang Paus baru telah terpilih.

Terpilihnya pengganti Paus Fransiskus itu terjadi pada hari kedua penyelenggaraan konklaf kepausan yang diikuti oleh 133 kardinal elektor.

Setelah mendapat sedikitnya 89 suara, Paus baru tersebut akan memilih nama yang akan digunakan selama masa kepausannya.

Kemudian, dia akan masuk ke “Ruang Air Mata” guna mempersiapkan diri untuk sebuah perubahan besar dalam hidupnya.

Baca juga:  Wayan Koster Ditunjuk Koordinator Pelaksana WWF Ke-10

Setelah itu, kardinal protodiakon akan muncul di loggia tengah Basilika Santo Petrus dan mengumumkan dalam bahasa Latin “habemus papam” yang berarti “kita memiliki seorang Paus”.

Segera setelah itu, Paus baru akan muncul di loggia dan menyampaikan berkat Urbi et Orbi (berkat untuk Kota Roma dan dunia).

Lahir di Chicago

Berusia 69 tahun, Prevost yang selanjutnya akan disebut Paus Leo XIV, lahir di Chicago dari keluarga asal Prancis.

Prevost merupakan anggota Ordo Santo Agustinus, yang pernah bertugas di Peru.

Baca juga:  Sembahyang ke Pura TMII Harus Bayar, Umat Hindu Ngadu ke Anggota DPR RI

Uskup Amerika—yang fasih berbahasa Spanyol, Portugis, Italia, dan Prancis—itu telah menunjukkan perhatian khusus kepada kaum terpinggirkan dan migran di Peru, yang sangat dihargai oleh Fransiskus.

Ia baru diangkat menjadi kardinal oleh mendiang Paus Fransiskus pada tahun 2023.

Pemimpin baru bagi umat Katolik seluruh dunia itu juga pernah menjadi prefek dikasteri untuk para uskup serta Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. (kmb/balipost)

BAGIKAN