Ratusan mahasiswa dan elemen masyarakat Bali menggelar demonstrasi, Jumat (23/8). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ratusan mahasiswa dan elemen masyarakat menggelar aksi turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya, Jumat (23/8). Massa bergerak berkeliling di depan Kampus Universitas Udayana Sudirman.

Dalam aksi itu, para aktivis membawa poster-poster dan spanduk penolakan terhadap revisi UU Pilkada, sambil meneriakkan perlawanan atas ketidak adilan yang dialami.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Unud, I Wayan Tresna Suwardiana menuturkan meski rancangan undang undang Pilkada itu dibilang sudah dibatalkan, para mahasiswa tetap melaksanakan aksi.

Baca juga:  Delapan Hotel Ini Diinapi Kepala Negara KTT G20, Karyawan Pakai ID Khusus

“Itu kemarin itu hanya sebuah statement saja, kita perlu secara tertulis, secara SK (surat keputusan, red) melalui rapat resmi DPR itu sendiri,” terang Tresna.

Lebih lanjut dijelaskan gabungan mahasiswa dari sejumlah kampus tetap turun ke jalan untuk mewaspadai agar tidak secara tiba-tiba RUU tersebut disahkan.

“Kita tidak boleh lengah sebelum resmi ada berbentuk surat ataupun tandatangan dari pimpinan DPR itu sendiri,” jelasnya.

Baca juga:  Sudah Segini, Jumlah Warga Tervaksinasi COVID-19 di Bali

Untuk aspirasi yang disampaikan dalam aksi ini sesuai dengan kesepakan dari konsolidasi yang dilakukan sebelumnya. Yakni tetap mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 41, 60, dan 70. Menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera menjalankan keputusan MK tersebut. Mengingatkan pemerintah agar tidak menggunakan instrumen negara untuk kepentingan-kepetingan golongan tertentu.

“Apabila tuntutan kami tidak dilaksanakan kedepannya, kami menolak untuk legitimasi hasil dari Pilkada 2024 itu sendiri,” .

Baca juga:  Belakangan Jumlah Kasus COVID-19 Baru Lebih Banyak dari Pasien Sembuh, Kadiskes Sebut Ini Penyebabnya

Ditambahkannya, bahwa apabila itu terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi sebuah pembangkangan sipil atas tirani yang dialami saat ini.

Di bagian akhir aksi dilakukan pembakaran keranda, ban, dan penyalaan flare di tengah jalan. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN