Dirut AP II Muhammad Awaluddin dan Kepala Bekraf Triawan Munaf meresmikan karya seni freedome di T3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (BP/ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dua tahun lalu, untuk pertama kali lndenesia berpartisipasi di London Design Biennale dengan menampilkan karya sembilan orang seniman dan arsitek yang berjudul Freedome. Acara ini merupakan biennale desain pertama di London yang menghadirkan 37 negara peserta dalam acara yang bertema Utopia by Design.

Perhelatan itu digelar di Somerset House yang terletak di pinggir selatan sungai Thames, 7-27 September 2016. Indonesia mengambil tempat dalam sebuah ruangan seluas 50 m2 yang terletak di sayap barat (West Wing) Somerset House, London.

Baca juga:  Ogoh-ogoh, Bhuta Kala, Inovasi, dan Animatronika

Kini, karya seni spektakuler digagas Adi Purnomo, Bagus Pandega, Irwan Ahmett, Agra Satria, Fandy Susanto. Max Suriaganda, Savina Lavinia, Suyenni dan Yola Yulifianti ini bercerita mengenai Konferensi Asia-Afrika dan sebuah satelit informasi bernama Berdikari.

Deputi lV Bidang Pemasaran Bekraf Joshua Fuji Mulia Simandjuntak mengatakan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura ll menginisiasi ditampilkannya kembali karya seniman Indonesia tersebut.

Redisplaying Indonesian Pavilion for 2016 London Design Biennale ini, kata dia, bertujuan menampilkan kembali karya kolaborasi tersebut untuk memperluas akses masyarakat terhadap karya seni anak bangsa yang telah ditampilkan dalam ajang kelas dunia.

Baca juga:  Dalam Seminggu, Kasus Omicron di Dunia Naik Dua Kali Lipat Lebih

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, ini adalah realisasi dari harapan yang sudah lama ada agar karya-karya anak bangsa yang telah mendunia dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia seluas-Iuasnya.

Diharapkan dengan tampilnya karya seni anak bangsa yang pernah mengikuti event intemasional ini, kata Triawan, dapat memberikan motivasi dan pengetahuan bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan di Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekano-Hatta. “Bandara adalah jendela bangsa dan berbagai karya kreatif yang bermutah yang bisa ditampilka. di bandara,” kata Triawan.

Baca juga:  385 Pasien TB di Indonesia Meninggal Setiap Hari

Spementara Dirut AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, redisplaying karya seni anak bangsa tersebut sudah lama direncanakan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan sentuhan dan hiburan kepada pengunjung bandara. “Kita membuka diri kepada generasi milenial untuk menampilkan kreativitas di terminal bandara,” kata Awaluddin. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *