Pedagang cabai di Pasar Kidul Bangli. (BP/Ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Harga cabai rawit di pasar tradisional di Bangli terus merangkak naik. Kenaikan harga terjadi akibat dampak musim kemarau yang menyebabkan produksi cabai di petani menurun.

Komang Tri, pedagang bumbu dapur Pasar Kidul Senin (6/11) mengatakan, harga cabai mengalami kenaikan secara bertahap sejak beberapa Minggu lalu. Sebelumnya harganya Rp 25 ribu, kemudian naik perlahan hingga sekarang berkisar harga Rp 70-75 ribu per kilogram. “Harga Rp 70 ribu sudah dari lima hari lalu,” ujarnya.

Baca juga:  Harus Dicontoh! Polisi Ini Nyambi Jadi Petani Pepaya dan Raup Untung Jutaan Rupiah

Menurutnya kenaikan harga cabai dipengaruhi faktor cuaca saat ini. Kemarau panjang menyebabkan produksi cabai berkurang sehingga pasokan ke pasar terbatas dan harganya pun melambung.

Komang Tri mengaku selama ini dia mendapat pasokan cabai hasil produksi petani lokal Bangli seperti wilayah Tambahan dan Sekardadi. Naiknya harga cabai rawit menyebabkan penjualannya menurun.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma dikonfirmasi membenarkan bahwa kenaikan harga cabai dipengaruhi faktor cuaca yang menyebabkan produksi cabai di petani menurun. “Betul memang mengalami penurunan karena kekeringan. Di beberapa sentra penanaman cabe kita dapatkan kondisi seperti itu,” kata Sarma.

Baca juga:  Anggaran Pertanian Kabupaten/Kota 2020

Adapun titik-titik lahan penanaman cabe rawit di kabupaten Bangli, disebutkan Sarma ada di desa Belantih, Catur, Belancan, Pinggan, Siakin, Bayunggede, Sekardadi, dan Katung. Banyak tanaman cabai mengalami kekeringan, sehingga hasil panen tidak maksimal.

Hasil pantauan Dinas PKP di tingkat petani menunjukan harga cabai rawit merah kini Rp 65 ribu per kilogram. Naik Rp 10 ribu dari Senin lalu. (Dayu Swasrina/Balipost)

Baca juga:  Vaksinasi Rabies Masal Sasar 107.033 Ekor Anjing di Buleleng

 

BAGIKAN