Desa Adat Sidembunut melakukan penataan setra untuk menghilangkan kesan angker. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Memanfaatkan dana yang dikucurkan Pemerintah Provinsi Bali, Desa Adat Sidembunut sejak awal tahun mulai melakukan penataan setra. Salah satu tujuannya untuk menghapus kesan angker pada setra.

Bendesa Adat Sidembunut Ngakan Putu Artawan mengatakan Desa Adat Sidembunut punya setra dengan luas mencapai hampir satu hektar. Kegiatan penataan yang dilakukan meliputi perataan tanah tempat upacara, penataan gegumuk serta pembangunan bale angklung. Penataan bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada masyarakat ketika melaksanakan upacara di setra.

Baca juga:  Restoran di Tuka Terbakar, Kerugian Capai Setengah Miliar

Sebelum ditata, kata Artawan, kondisi tanah di setra Desa Adat Sidembunut tidak rata. Terdapat banyak cekungan. Selama ini setra Desa Adat Sidembunut juga belum punya bangunan berupa bale untuk tempat angklung.

Hal itu menyebabkan masyarakat harus membawa terpal untuk dipakai atap, ketika terjadi hujan saat pelaksanaan upacara di serta. “Karena itu kami bangun bale angklung. Dan kami juga tata gegumuk dengan pondasi beton. Sebelumnya gegumuk yang ada hanya berupa gundukan tanah,” kata Artawan.

Baca juga:  Banjar Adat Bun Gelar Upacara Metatah Massal

Ditargetkan proses penataan tuntas akhir tahun. Sebab di tahun 2023 rencananya akan dilaksanakan upacara ngaben masal di desa adat setempat.

Selain untuk memberikan rasa nyaman pada masyarakat, penataan setra dilakukan untuk menghilangkan kesan angker pada setra. Artawan mengatakan selama ini setra sering dianggap sebagai tempat menakutkan. Dengan penataan yang dilakukan, pihaknya mencoba menghapuskan kesan itu. “Sehingga kedepan masyarakat tidak merasa takut ke setra dan sewaktu-waktu bisa mengunjungi setra untuk memelihara makam keluarga,” katanya.

Baca juga:  Desa Adat Sumbersari Gelar Ngenteg Linggih Pura Taman Beji

Artawan menambahkan pihaknya di Desa Adat Sidembunut selama ini juga mengagendakan secara rutin kegiatan pembersihan secara gotong royong di setra. Biasanya kegiatan itu dilaksanakan saat tumpek uye dan sebelum hari raya Galungan. “Kami agendakan tiap tiga bulan. seluruh Krama akan hadir ke setra untuk melaksanakan kegiatan bersih-bersih,” imbunya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN