Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung. (BP/Ant)

TANJUNGPINANG, BALIPOST. com –
Isu jual beli pulau di Indonesia dalam kurun waktu dua bulan terakhir sangat marak. Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengaku prihatin. Dia mengatakan isu penjualan pulau memang sudah lama terjadi, bahkan sejak tahun 2010 dia telah mendapatkan informasi tentang penjualan pulau di NTT.

“Sekarang marak lagi, paling fenomenal itu penjualan Pulau Selayar di Sulawesi Selatan yang diselidiki aparat penegak hukum,” katanya dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (19/2).

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Golose Sebut Terjadi Peningkatan Permintaan Narkoba

Pihaknya akan memanggil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Kementerian ATR) untuk memastikan bahwa penjualan pulau di Indonesia tidak boleh terjadi.

Dia mengatakan penjualan pulau tidak diperbolehkan apalagi ke pihak asing, karena akan mengurangi eksistensi pulau-pulau Indonesia. Menurutnya belum tentu pulau yang dijual itu dikembalikan untuk kepentingan rakyat. “Kami kira perlu diperkuat regulasinya, karena masalah penjualan pulau ini kerap luput dan dianggap biasa,” tuturnya.

Baca juga:  Dunia Sedang Alami Gelombang Ketiga COVID-19, Indonesia Diminta Waspada

Politikus Golkar itu pun telah menerima laporan tentang penjualan pulau di sejumlah daerah, salah satunya di Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Itu diketahui saat pihaknya menggelar reses masa sidang 2020-2021 di Kepri tanggal 15 Februari 2021.

Dalam reses tersebut, di dapat informasi penjualan tiga pulau di Anambas melalui situs online luar negeri, yaitu Pulau Ayam, Pulai Yudan, dan Pulau Kembung.

Baca juga:  Dampak E-Money, DPR Khawatir Nasib SDM Penjaga Tol

“Ini pentingnya reses di daerah-daerah, kami baru tahu informasi soal penjualan pulau di Anambas. Masalah ini juga akan dibawa saat rapat kerja dengan Kemendagri dan Kementerian ATR,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Doli meminta Kemendagri dan Kementerian ATR mengecek isu penjualan pulau di Indonesia, karena ia khawatir kejadian penjualan pulau sering terjadi namun tidak terekspos. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *