Siswa melihat benda pelaku sejarah yang dipamerkan serangkain peringatan Hari Pahlawan. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan hari Pahlawan, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui UPTD Museum Perjuangan Rakyat Bali menggelar pameran koleksi benda-benda pelaku sejarah, Selasa (10/11) di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Denpasar. Pameran yang dibuka hingga hingga 20 November ini diharapkan bisa meningkatkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air bagi generasi milenial.

Pameran tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Bali, pameran ini bertujuan untuk memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi generasi muda untuk bisa menghayati nilai-nilai budaya dan sejarah perjuangan rakyat Bali.

Baca juga:  Teladani Perjuangan I Gusti Ngurah Rai, Hipakad Gelar ''Fun Run''

Di era digital ini nilai-nilai tersebut sangat penting ditanamkan kepada generasi milenial sehingga mereka bisa meneladani semangat dan karakter para pahlawan yang telah mengorbankan harta benda dan jiwa untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Ke depan tugas generasi milenial adalah mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi untuk membangun bangsa dan negara Indonesia. “Benda-benda bersejarah ini baru pertama kali ditunjukkan ke publik, dan bahkan sebagian termasuk benda pusaka dan bertuah, umur dari benda-benda ini telah mencapai 74 tahun,” terang Adnyana.

Sementara itu, tim leader pameran koleksi benda-benda bersejarah Gusti Ngurah Putrawan menerangkan bahwa, dalam pameran ini ada 17 pahlawan di Bali yang menampilkan benda bersejarahnya. Diantaranya pahlawan Anak Agung Gede Anom Mudita, Sagung Ayu Wah, I Gusti Wayan Debes, I Wayan Dipta, I Made Djapa, Ida Bagus Kompyang, Ni Nengah Ngedep, I Made Pugeg, I Gusti Ketut Puja, I Gusti Ngurah Rai, Desak Gede Raka Nadha, Nyoman Sarja Udaya, Ni Wayan Wasih, I Made Widjakusuma, I Ketut Widjana, Bapak Djilik, dan Gusti Bagus Putu Wisnu.

Baca juga:  Unud Kukuhkan 4 Guru Besar Tetap, Ini Mereka

Adapun benda-benda pelaku sejarah yang dipamerkan yakni, pedang samurai peninggalan dari I Ketut Widjana, sabuk yang merupakan milik Anak Agung Gede Anom Mudita. Sejumlah baju yang dikenakan para pahlawan ketika bertempur, seperti baju dari I Gusti Ngurah Rai dan pahlawan lainnya, bahkan ada ikat kepala merah putih yang masih terdapat noda darah yang dimiliki oleh pahlawan Bapak Tjilik atau Nengah Wirtha Tamu dari Singaraja, ada juga mesin ketik kuno yang merupakan milik dari pejuang wanita sekaligus tokoh pers Bali, Desak Gede Raka Nadha. “Salah satu putra pahlawan asal Singaraja mengapresiasi acara ini, dan pihaknya membawa sejumlah benda-benda pribadi yang dibawa almarhum ketika bergerilya melawan Belanda di hutan di Buleleng,” terangnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

Baca juga:  Masuk Panen Raya, Harga Kopi Robusta Pupuan Meningkat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *