Konsumen sedang memilih sayur di Pasar Kidul. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Pemkab Bangli segera membentuk satuan tugas (satgas) ketahanan pangan. Satgas tersebut bertugas untuk memastikan dan memonitoring secara harian ketersediaan, kelancaran distribusi dan fluktuasi harga bahan pangan di daerah di tengah wabah Covid-19.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma, Minggu (17/5) mengatakan, pembentukan satgas ketahanan pangan adalah untuk menindaklanjuti surat edaran (SE) dari Menteri Dalam Negeri. Dalam SE Mendagri tersebut, seluruh daerah diminta membentuk satgas ketahanan pangan guna memastikan ketersediaan, distribusi dan stabilisasi harga 11 bahan pangan di daerah di tengah kondisi penyebaran Covid-19.

Baca juga:  Bertambah Puluhan Korban Jiwa COVID-19, Mayoritasnya Masih Pria

Adapun 11 bahan pangan yang dimaksud diantaranya beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, daging, telur, gula pasir, dan minyak goreng. Satgas Ketahanan Pangan akan diketuai Sekretais Daerah (Sekda). Setiap hari satgas harus melaporkan kondisi ketahanan pangan di daerah melalui alat komunikasi kepada Gubernur dengan tembusan kepada Mendagri. “Nantinya dari laporan itu bisa dipakai dasar untuk membuat kebijakan oleh pemerintah pusat,” ujarnya.

Baca juga:  Lomba Binter, Kodim 1610/Klungkung Dinilai Tim Mabes TNI-AD

Kata Sarma, selama ini Pemkab Bangli sebenarnya secara rutin telah melaporkan kondisi ketahaan pangan di daerah kepada badan ketahanan pangan. Namun di tengah wabah Covid-19 seperti sekarang, ada permintaan agar laporan juga di kirim ke Mendagri.

Disampaikannya bahwa hingga saat ini kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Bangli masih stabil dan mencukupi. Meski kebutuhan bahan pangan khususnya beras di Bangli kekurangan sebanyak 6 ribu ton per tahun, namun hal itu masih bisa dipenuhi dengan suplai dan distribusi dari daerah lain.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Harian Bali di Atas 160 Orang Dua Hari Berturut-turut, Diskes Diminta Lakukan Ini

Dijelaskannya bahwa kekurangan beras terjadi dikarenakan tingginya tingkat konsumsi beras masyarakat di Bangli ditambah luas sawah yang terbatas. “Sejauh ini distribusi dari daerah lain lancar. Harga juga tidak melonjak dan masyarakat masih mampu membeli di tengah wabah sekarang,” kata Sarma.

Demikian juga dengan bahan pangan lainnya, berdasarkan hasil pemantauan pihaknya di pasaran harganya masih cukup stabil. (Dayu Rina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *