Ilustrasi. (BP/dok)

SINGARAJA, BALI POST.com – Nasib malang dialami seorang bocah SD Luh Putu ID (9) asal Kelurahan Banyuning Timur, Kecamatan Buleleng. Anak itu meninggal dunia karena menderita Demam Berdarah (DB).

Orangtua almarhum Gede Agus Laba Selasa (21/4) petang menceritakan,  sebelum putri pertamanya itu meninggal, Kamis (16/4) sempat mengeluh demam yang mirip menderita DB. Besoknya, Agus Laba mengantar putrinya ke puskesmas, karena suhu tubuh sang anak mencapai 37 derajat celcius. Dokter kemudian memberikan obat dan diperbolehkan pulang.

Baca juga:  Di Bali, Masih 18 PDP COVID-19 Tunggu Hasil Lab

Setelah diperiksa di puskesmas kondisi sang putri sempat membaik. Tidak disangka, Minggu (19/4) kondisinya kembali drop. Bocah malang muntah dan lemas. Hingga pada sore hari, ayahnya membawa anaknya ke RSUD Buleleng.

Setelah dirawat 1 hari, bocah yang duduk dibangku kelas III SDN 6 Banyuning itu menghembuskan nafas terkahir. Ia meninggal dunia pada Senin (20/4) sore. “Saya tidak menyangka dia meninggal karena DB, karena tetangga sekitar tidak ada yang kena DB. Keluar rumah juga jarang dan biasanya suka bermain ke rumah neneknya,” katanya.

Baca juga:  Kasus Bertambah 3 Digit, Denpasar Juga Catatkan Korban Jiwa COVID-19 Terbanyak

Dihubungi terpisah, Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes membenarkan jika pasien meninggal karena positif DB. Kondisi pasien saat diterima dalam keadaan Dangue Shock Syndrome. Di mana kesadarannya menurun, ujung kaki dan tangan dingin, serta trombositnya turun hingga 19 per mikroliter. Bahkan, pasien memgalami pendarahan pada lambung. “Jadi gejala klinisnya mengarah positif DB dan sempat ditolong sama tim dokter, namun gagal dan pasien meninggal dunia,” katanya.

Baca juga:  Kasus DBD di Denpasar Meningkat

Kepala Lingkungan Banyuning Timur, Putu Suardika mengatakan, sejak mewabahnya DB, pihaknya melakukan fogging diseluruh Lingkungan Banyuning Timur sekitar satu bulan yang lalu. Namun ia mengakui jika fogging bukan lah menjadi salah satu faktor untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti. Sehingga ia menyarankan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk 3M plus. (Mudiarta/ Bali post)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *