DENPASAR, BALIPOST.com – Selama ini pemusatan latihan atlet PON sekadar berlatih fisik di rumah. Langkah ini dinilai kurang efektif dan tidak maksimal.

Bahkan, pelatih tidak bisa memberikan teknik, taktik dan strategi bagi atlet panjat tebing. Oleh sebab itu, diharapkan secepatnya kondisi normal dan pulih kembali, serta tidak mewabah lagi virus corona.

Harapan itu disampaikan pelatih panjat tebing tim PON Bali Suhardi Eka Prasetia, di Denpasar, Jumat (17/4). Menurut dia, pelatihan di rumah hanya sebatas menjaga kebugaran tubuh.

Baca juga:  Belajar di Rumah lewat TVRI, Ini Kata Kadisdikpora Bali

Ia menilai, atlet Nadya Putri Vyrgita dan Temi Telilasa yang mempunyai lintasan boulder di rumahnya sangat beruntung, sehingga mereka bisa berlatih teknik. “Sementara, atlet panjat tebing lainnya hanya menjaga kebugaran tubuh di rumahnya,” jelas Suhardi, yang juga Wakil Ketua Pengprov FPTI Bali ini.

Suhardi mengakui, sejauh ini belum jelas pelaksanaan PON, apakah jadi dihelat pada 10 Oktober mendatang atau ditunda. Akibatnya, program latihan tidak tersusun rapi, termasuk biaya TC PON juga belum tahu. Sebab kabarnya sebagian juga dialihkan untuk penanggulangan Covid-19 ini. “Terus terang, kami tidak bisa menyusun agenda latihan dan mereka hanya berlatih fisik,” ungkap dia.

Baca juga:  Incar 2 Emas, Petinju Berlatih ke Uzbekistan

Ia mengemukakan, Bali meloloskan delapan atlet ke PON di Papua. Jumlah kuota ini untuk sementara memprioritaskan atlet putra (6) dan putri (2). “Akan tetapi, nama atlet yang dikirim bisa diubah atau dibalik, putra (2) dan putri (6),” terang dia.

Suhardi menyatakan, panjat tebing Bali dipatok 2 keping emas, seraya berharap bisa mewujudkan target pada cabor yang digelar di Timika, Bumi Cendrawasih ini. (Daniel Fajry/balipost)

Baca juga:  Gubernur Pastika Yakinkan Bali Aman Dikunjungi Liburan Nataru
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *