SINGARAJA, BALIPOST.com – Setiap desa di Buleleng sekarang diinstruksikan membuat isolasi khusus di wilayah masing-masing untuk mencegah penularan wabah COVID-19. Isolasi khusus ini dibuat untuk memantau warga desa yang memiliki riwayat pernah berinteraksi ke daerah transmisi lokal di Indoensia.

Selain itu, isolasi ini khusus untuk menampung warga desa yang baru saja pulang dari luar negeri karena menjadi Pekerja Migran Indoensia (PMI). Hal itu diungkapkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat menyampaikan update kasus COVID-19, Sabtu (11/4).

Lebih jauh Bupati mengatakan, instruksi desa membentuk isolasi khusus ini dituangkan melalui Surat Edaran (SE) No. 140/266/SE/DPMD/2020 tentang penyedian tempat isolasi khusus bagi warga masyarakat desa yang baru datang dari luar negeri atau daerah trasmisi lokal di Indonesia. Alasan mengapa desa membuat isolasi khusus ini karena belakangan ini gelombang kedatangan PMI yang merantau di luar negeri masih tinggi.

Baca juga:  Pelayanan Publik di Buleleng Terapkan WFH 50 Persen

Meskipun screening oleh tim di Bandara dan gugus tugas di provinsi, namun pihaknya masih khawatir bisa saja terjadi penyebaran wabah yang semakin meluas.
Selama isolasi, petugas medis di Puskemas dan bidan desa dikerahkan memantau perkembangan kesehatan PMI atau warga yang pernah kontak ke daerah transmisi lokal.

Kalau nantinya menunjukkan gejala terinfeksi, saat itu juga akan dilakukan penanganan lanjutan melalui RSUD Buleleng dan kalau hasil tes swab positif ditangani di rumah sakit isolasi pasien COVID-19 di RSP Giri Emas, Kecamatan Sawan.

Baca juga:  Belasan Tower di Buleleng Bodong, Terbanyak di 2 Kecamatan

“Gelombang kedatangan PMI dari luar negeri ini masih tinggi, dan memang dari screening dan rapid test negatif dan membawa surat sehat, namun kita tidak tahu dalam 14 hari masa inkubasi ini bisa saja terjadi gejala terinfeksi, sehingga saya instruksikan semua desa melakukan isolasi khusus ini,” katanya.

Menurut Bupati, isolasi khusus ini bisa dibuat oleh desa dengan memanfaatkan fasilitas umum atau akomodasi wisata di desa bersangkutan yang tidak terpakai. Selain itu, gedung sekolah yang sekarang masih ditutup juga bisa dimanfaatkan.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Meninggal Bertambah, Salah Satunya Berusia 25 Tahun

Sementara untuk operasional, Bupati menginstruksikan agar memakai anggaran APBDes masing-masing. Selain itu, pihak ketiga atau donatur dipersilahkan membantu operasionalnya. “Saya minta semua bergerak dan tidak saja pemerintahan, namun donatur atau dermawan di desa silahkan menyumbang, misalnya menyiapkan makanan atau peralatan. Saya tegaskan isolasi yang saya instruksikan ini adalah memanusiakan siapapun yang akan diisolasi khusus,” katanya. (Mudiarta/ balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *