Suasana di Terminal Kedatangan Bandara I Gusti Ngurah Rai. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Tercatat ada ratusan tenaga kerja (naker) migran asal Gianyar yang mengadu nasib di luar negeri sepanjang 2019. Paling banyak mereka bekerja di Italia, yang sampai saat ini menjadi negara dengan rekor kematian terbanyak di dunia akibat COVID-19.

Berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Gianyar tercatat ada 367 naker asal Gianyar yang mengadu nasib di luar negeri. Paling tinggi mereka berkerja di Italia yakni sebanyak 178 orang. Sementara itu, di Turki 82, Russia 21, Maldives 15 dan Tiongkok 12.

Baca juga:  BOR RS Rujukan COVID-19 Kudus Masih di Atas 90 Persen

Terdapat pula di sejumlah negara lainnya, tapi rata-rata di bawah 10 orang. Dari total jumlah itu, diketahui sudah ada yang dipulangkan secara bertahap. “Dari jumlah itu memang sudah ada yang dipulangkan,” kata Kadisnaker Gianyar A.A. Dalem Jagadhita.

Lantas berapa yang sudah dipulangkan dari data 2019 itu, ia mengaku cukup kesulitan melakukan identifikasi untuk mencari data konkrit. Namun ia meyakini masih ada naker asal Gianyar yang berada di luar negeri. “Intinya masih ada, hanya detailnya agak susah, karena by name by address belum tentu pas dari data kita. Misal yang pulang sekarang bisa saja yang dulu tidak terekam didata kita, tetapi mereka lewat luar Bali, itu misal, jadi agak susah kita analisis, tapi tetap kita akan coba,” jelasnya.

Baca juga:  Ribuan KK Miskin Gianyar Disiapkan Sembako

Sementara Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya menjabarkan pada 19 Maret 2020 lalu ada 123 naker migran asal Gianyar yang sudah dipulangkan. “Ada 123 Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kepulangan terjadi sebelum  dinyatakan pandemi COVID-19,” jelasnya.

Dikatakan sesuai protokol kesehatan, PMI yang datang dipantau oleh Satgas Provinsi Bali. Sesuai protokol kalau kondisinya setelah dicek oleh Tim Kesehatan tidak ada keluhan dan suhu tidak mengalami peningkatan maka akan bisa dipulangkan. “Lebih lanjut bisa penunjukan sertifikat bebas COVID-19 dari negara asal dimana dia bekerja, maka akan dipulangkan dan lanjut kita di Tim Pokja Kabupaten yang memberikan edukasi untuk dilakukan pemantauan dan mau diisolasi secara mandiri,” jelasnya. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Harga Vaksin Gotong Royong Ditetapkan Rp 500 Ribu Per Dosis
BAGIKAN