Salah satu ogoh-ogoh yang dibuat menyambut Hari Suci Nyepi. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ratusan ogoh-ogoh sudah terlanjur dibuat. Tetapi, menjelang diarak saat pengerupukan, instruksi Gubernur Bali membuat semua rencana buyar.

Banyak STT (Sekaa Truna-Truni) merasa kecewa, karena sudah menghabiskan banyak waktu untuk membuat dan menghabiskan banyak biaya. Namun, demi kesalamatan bersama dari wabah COVID-19, ratusan ogoh-ogoh itu sementara harus “dimuseumkan” di setiap banjar.

Ratusan ogoh-ogoh sudah dibuat di empat kecamatan di seluruh Klungkung. Sebagaimana data Polres Klungkung, di Kecamatan Banjarangkan sudah terdata sebanyak 91 ogoh-ogoh, Kecamatan Klungkung 84 ogoh-ogoh berukuran besar dan 47 ogoh-ogoh berukuran kecil.

Baca juga:  Tahun Politik, Tak Halangi Pembuatan Ogoh-ogoh

Kecamatan Nusa Penida ada sebanyak 98 ogoh-ogoh dan Kecamatan Dawan sebanyak 66 ogoh-ogoh. Total, ada sebanyak 386 unit. Seluruhnya sudah terdata dengan baik, lengkap dengan penanggungjawabnya.

Camat Klungkung Komang Gde Wisnuadi, Sabtu (21/3) menyampaikan pihaknya sudah meneruskan instruksi Gubernur Bali. Pada prinsipnya semua pihak mau menerima, meski kecewa.

Tetapi, setelah adanya instruksi itu, kalangan pemuda harus lapang dada. Sementara, ogoh-ogoh yang sudah terlanjur dibuat, disimpan di masing-masing bale banjar sambil menunggu situasi pulih kembali. “Sudah sepakat tidak mengarak. Sementara hanya disimpan di banjar. Tetapi, ada juga akan menyiapkan pawai,” kata Wisnuadi.

Baca juga:  MDA Atur Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi 2022, 11 Syarat Ini Wajib Dipenuhi

Pejabat ini menambahkan, agenda pawai ini direncanakan agar kalangan pemuda tidak kecewa. Tetapi, pelaksanaan pawai belum dipastikan kapan akan dilakukan.

Setelah wabah Covid-19 mereda, akan dibicarakan lebih lanjut. “Ada Desa Gelgel, rencananya bikin pawai itu. Bagaimana teknisnya, saya belum tahu detailnya. Baru opsi, tetapi bukan sekarang. Nanti setelah situasi aman,” tegasnya.

Camat Banjarangkan I Gusti Agung Mahajaya, juga menyampaikan di Kecamatan Banjarangkan, ogoh-ogohnya juga disimpan di banjar. Kalau tidak memang tidak bisa diarak sekarang, bisa dipakai tahun depan.

Baca juga:  Desa Adat Banjar Anyar Sepakat Tak Gelar Pawai Ogoh-ogoh

Karena acara parade maupun pawai yang sudah direncanakan tahun ini, semua sudah dibatalkan. Pihaknya mengaku sudah turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan bahaya COVID-19.

Selain itu, juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan serentak di tempat-tempat umum sebagai upaya pencegahan. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN