Ilustrasi. (BP/Dokumen)

Pola penanganan virus Corona di Bali tengah menjadi sorotan. Sebab, di tengah belum tersedianya alat pendeteksi COVID-19, Bali ternyata masih terbuka untuk warga negara asing. Persoalan lainnya, publik masih meragukan data yang dibeberkan pemerintah mengenai pasien dalam pengawasan (PDP) maupun yang positif terinfeksi COVID-19.

Satgas Penanganan COVID-19 menyampaikan, hingga Selasa (17/3), jumlah PDP COVID-19 di Bali secara akumulatif mencapai 78 orang. Satu di antaranya positif dan sudah meninggal dunia.

Netizen yang mengomentari pemberitaan ini di akun Facebook @balipost, berharap data yang diumumkan pemerintah tersebut riil. Netizen juga menginginkan pendataan diefektifkan karena dikhawatirkan masih ada PDP tercecer. Pada intinya, semua berharap upaya antisipasi penyebaran Covid-19 berjalan maksimal.

Jangan sampai terjadi efek bola salju, yang jika dibiarkan menggelinding akan terus membesar. Semua komponen masyarakat, dengan dikomandoi pemerintah, mesti bersatu untuk menyelamatkan Bali. Berikut komentar sejumlah netizen.

Baca juga:  Lulusan UKG Jadi Pertimbangan

Smara Jaya

Mari pertebal rasa syukur dan sebagai umat Hindu mari kita berdoa seperti ini: Ya Tuhan, semoga virus Corona dan sarwa gumitit yang lain berbahagia, kembali ke alam yang penuh kedamaian.

Wayan Prasta

Ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Mari saling bantu dan saling mengingatkan, jangan saling menyalahkan, tetap waspada. Terpenting, awali dari diri sendiri.

Dewwi Tazmania

Astungkara Bali terhindar dari Covid-19 dan kondisi pulih kembali.

Kadek Diartha

Yang aneh dalam kasus wabah Corona ini, kok ada diskriminasi biaya? Kalau yang ada rujukan tidak bayar atau gratis karena dibiayai negara tanpa melihat status sosial kaya atau miskin. Lalu bagaimana dengan pasien yang tak punya rujukan soal biayanya? Sebaiknya balipost.com mengupas tuntas dasar hukumnya apa? Apakah sudah seirama dengan sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Matur suksma.

Baca juga:  Penambahan Kuota Siswa

Onad

Masihkah kita dan pemerintah khususnya wilayah Bali menganggap remeh? Italia sebelumnya juga begitu, seperti tak acuh. Tapi seiring berjalannya waktu, jadi wabah terbesar yang membunuh lebih dari 1.800 orang dan terus bertambah. Tidakkah kita berkaca dari negara yang notabene lebih maju dari Indonesia untuk menanggulangi virus ini? Sebelum semuanya terlambat dan tidak bisa diatasi.

Yogah Juniarta

Harus lebih transparan, jangan sampai membohongi rakyat. Supaya tidak fatal nanti akibatnya bagi rakyat Bali. Nyeh ngetel payu makebyos!

Baca juga:  Bali Kembali Nihil Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Maya Danawa Mule Greget

Tidak ada positif, tahu-tahu ada yang meninggal.

Adnyana Dwipayana

Semoga semuanya hanya PDP dan segera pulih kembali.

I Gusti Ngurah Anom

Tetap waspada dan jaga standar kebersihan di lingkungan masing-masing.

Rafael Nyoman Ganapurwa

Syukurlah, dan semoga kita semua terbebas dari segala penyakit.

Putu Bj Sudamertha

Semoga ini akurat meski tanpa alat pendeteksi.

Swarsana Putu

Kok tidak ada yang sadar dan paham, pihak terkait.

Dedet Ok

Kalau ke rumah sakit, ceritakan dengan sebenar-benarnya dan sejujurnya, kalau ada anggota keluarga serumah dirawat karena pernapasan. Penting sekali membuat kewaspadaan tenaga medis yang menangani. *

BAGIKAN