Simulasi penanganan Corona digelar di RSUP Sanglah, Rabu (12/2). (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Selain pasien dalam pengawasan Corona, saat ini juga ada beberapa orang dalam pemantauan. Jumlahnya mencapai puluhan orang terkait adanya WNA yang dinyatakan positif di negaranya dan sempat berkunjung atau transit di Bali.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mereka yang dalam pemantauan diantaranya ada 12 pegawai hotel, travel dan petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Klas I Denpasar yang sempat menangani wisatawan Jepang.

Pengawasan dilakukan selama 14 hari dan dirumahkan. Sampai hari ini yang bersangkutan dikatakan sehat. “Kami masih menunggu hasil lab saja karena hasil pemantauannya sampai besok (Rabu, 4 Maret, red). Kalau besok dia negatif, clear berarti,” jelasnya.

Baca juga:  Omicron di Indonesia Dekati Tiga Ribu Kasus

Menurut Suarjaya, pemantauan dilakukan oleh petugas kesehatan. Tidak hanya 12 orang tersebut, tapi juga keluarga di rumah masing-masing.

Terkait pasien positif corona di Selandia Baru yang sempat transit di Bali, diakui telah ada pemberitahuan dari pemerintah negara itu. Hal ini sudah ditindaklanjuti dan diketahui ada 9 kontak erat karena pasien sempat transit di Bandara Ngurah Rai.

“Kami tracing pada dua penumpang di depan dan dua di belakang. Ini sudah kami ketahui dimana keberadaannya. Tidak semua kontak erat ini yang turun di Bali, karena ada yang transit dan langsung ke Auckland,” paparnya.

Baca juga:  Daerah Pariwisata, Bali Perlu Energi Bersih

Setelah berhasil mengidentifikasi, lanjut Suarjaya, dilakukan monitoring dengan waktu 14 hari sesuai masa inkubasi virus terpanjang. Dari pengawasan, semuanya dalam keadaan sehat.

Tapi ini tetap menjadi atensi penuh sampai 14 hari. Termasuk mengambil sampel dan meminta semua kontak erat yang ada di Bali untuk mengurangi aktivitas. Semuanya merupakan orang asing yang tersebar di beberapa hotel pada tiga tempat.

Sementara untuk pasien positif virus corona di Melbourne yang juga sempat transit di Bali, dikatakan belum ada notifikasi dari pemerintah setempat.

Baca juga:  2020, Angka Kematian di Bali Capai 28.192 Jiwa

“Semua kasus yang menjadi atensi karena Public Health Emergency of International Concern, itu harus ada notifikasi dari negara yang tertular kepada National Focal Point Indonesia. Sementara ini Indonesia belum mendapatkan notifikasi,” paparnya.

Kendati demikian, Suarjaya mengaku tetap memberikan atensi. Saat ini pun pihaknya masih dalam proses identifikasi lewat manifest penumpang yang sudah dikantongi. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN