Seorang peternak di Desa Jegu menunjukkan kandang babi miliknya yang kini kosong pascamati diduga terjangkit virus ASF. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Puluhan ekor babi mati mendadak di sembilan banjar yang ada di Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Diduga babi mati karena terjangkit virus African Swine Fever (ASF) atau demam Babi Afrika. Karena merasa waswas, peternak yang memiliki babi sehat terpaksa menjualnya ke saudagar dengan harga di bawah standar.

Peternak asal Banjar Ngis Kaja yang juga Klian Dinas setempat, I Made Sumardia, Selasa (21/1), menyatakan, sekitar 50 ekor babi milik warga dan peternak yang mati. Wabah ini muncul sejak awal Januari 2020 dan pertama kali diketahui di Banjar Bendul, selanjutnya merembet ke banjar sekitarnya.

Baca juga:  Lockdown Pengiriman Ternak Dicabut, Tapi Pembatasan Tetap Diberlakukan

Tiga ekor babi miliknya di Banjar Ngis Kaja awalnya sakit dan dalam kurun waktu empat hari langsung mati. “Saat diberi pakan biasa-biasa saja, tapi keesokan harinya terlihat lemas, hanya mau minum dan suhu badannya panas,” terangnya.

Ciri-ciri lainnya yang muncul pada babi, di bawah telinganya kehitam-hitaman, kaki belakang lemas dan tidak bisa bangun, kotorannya cair. “Saya punya enam ekor babi, tiga mati hanya berselang satu hari. Terpaksa dua ekor indukan dan satu penggemukan saya jual murah,” ujarnya.

Baca juga:  Badung Ngaku Prihatin, Banyak Hotel Pailit dan Berpindah Tangan

Sementara Ni Made Suryani, warga Banjar Jegu Tegal, mengaku batal nampah untuk Galungan lantaran dua ekor babi yang dibelinya 1,5 bulan lalu dijual lebih cepat lantaran waswas. “Saya beli Rp 500 ribu, kemarin saya jual Rp 700 ribu. Takut saja soalnya babi milik tetangga sudah banyak yang mati,” ucapnya.

Pihak desa sudah melaporkan kejadian itu ke Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel. Ada tiga sampel darah babi yang diambil pada 12 Januari, dan hasilnya sudah disosialisasikan.

Baca juga:  Paceklik Ikan, Nelayan Pasrah dan Jual Perahu Selereknya

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana saat dihubungi terkait virus ASF di Jegu, mengatakan belum mendapat laporan lengkap dari Kepala Bidang yang membidangi lantaran baru balik dari luar daerah.

Sementara itu, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Tabanan Ir. I Wayan Suamba ketika dimintai konfirmasinya via WA menyampaikan, hasil uji sampel tersebut belum pasti. “Hasilnya masih diragukan dan akan dikirim ke Medan,” tandasnya. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *