Suasana Perpustakaan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam dunia pendidikan, perpustakaan menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan kecerdasan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pengelolaan dan pengembangan perpustakaan, baik dari segi ketersediaan buku, penerapan teknologi, serta SDM pustakawan yang handal sangatlah penting diperhatikan.

Namun, persoalan kualitas tenaga kerja, khusus terkait tenaga pustakawan masih menjadi persoalan. Tenaga pustakawan yang berlatar ilmu perpustakaan masih sangat minim.

Bahkan, perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah di Bali tidak memiliki tenaga kepustakawanan, sehingga guru yang tidak memiliki keahlian di bidang perpustakaan “dipaksa” untuk menjadi tenaga perpustakaan.

Baca juga:  Lemah, Regulasi Pencegahan Paham Radikalisme di Dunia Maya

Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Bali, Luh Putu Haryani belum lama ini mengatakan, minimnya tenaga pustakawan di Bali dikarenakan kurang minatnya generasi muda untuk bekerja sebagai pustakawan. Salah satu faktornya, menjadi pustakawan masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.

Padahal, menjadi pustakawan sangat mulia, yaitu membantu meningkatkan minat baca anak-anak mencerdaskan kehidupan generasi muda bangsa. Di era globalisasi seperti saat ini, menumbuhkembangkan minat baca anak-anak tidaklah mudah.

Baca juga:  Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan Bukti Kecintaan agar Bali Eksis Sepanjang Masa

Harus dilakukan upaya yang kreatif dan inovatif dalam mendesain perpustakaan, sehingga tampil lebih representatif. Tak kalah penting, perpustakaan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak milenial saat ini.

Seperti halnya menyediakan buku sesuai selera anak-anak, dan melengkapi perpustakaan dengan berbagai fasilitas yang menarik, sepeti WiFi. Sebab, selain sebagai tempat membaca, perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi anak-anak. “Disinilah dibutuhkan tenaga-tenaga perpustakaan yang benar-benar paham bagaimana mengelola dan mengembangkan perpusatakaan, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan mampu mendesain konsep perpustakaan semenarik mungkin,” tandas Luh Putu Haryani. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Bangkitkan Budaya Literasi, Siswa Harus Diwajibkan Membaca

Lebih dalam soal perpustakaan dan minat baca yang makin menurun dan bagaimana upaya untuk meningkatkannya, bisa dibaca di Koran Bali Post, Minggu (19/1).

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *