Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Rabu (24/7), pukul 21.17.23 Wita, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan 5,3 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi 5,2.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 10,90 LS dan 114.94 BT. Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 236 km arah baratdaya Nusa Dua, Provinsi Bali pada kedalaman 10 km.

Baca juga:  Kembali Erupsi, Tinggi Kepulan Asap Gunung Agung Capai 1.500 Meter

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Indo-Autralia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik.

Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Mataram dalam skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Baca juga:  Pengurus IHGMA DPD Bali 2023-2026 Dikukuhkan

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 21.50 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T, Dipl. Seis, M.Sc. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Ini, Harapan Masyarakat Wisata pada Menparekraf Sandiaga
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *