dr. Ketut Suarjaya. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah negara produsen kini menunda pengiriman vaksin ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Hal ini, diakui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menghambat laju vaksinasi secara nasional.

Dikonfirmasi soal stok vaksin COVID-19 Bali yang menargetkan tiga kawasan wisata akan dijadikan zona hijau COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan masih ada 10.000 dosis tersimpan di gudang farmasi Diskes Bali. Sedangkan di beberapa gudang farmasi dan fasilitas kesehatan yang ada di Bali stoknya masih sebanyak 300.000 dosis.

“Saya kira masih cukup untuk melakukan vaksinasi untuk beberapa hari ke depan. Namun, Bali akan mendapat distribusi vaksin lagi dari Kementerian Kesehatan. Tapi, kami belum tahu kapan itu. Semoga segera, agar bisa menambah jumlah stok vaksin yang kita miliki sehingga kecepatan vaksinasi tetap stabil,” ujarnya, Senin (5/4).

Baca juga:  Shalat Sunah Gerhana Agar Tetap Mematuhi Prokes

Hingga saat ini, kata dia, lebih dari 400 ribu warga Bali sudah divaksinasi. Sementara terkait penyelesaian vaksinasi di kawasan zona hijau, selama ini seluruhnya sudah mendapat distribusi vaksin.

Untuk di Ubud, Sanur dan Nusa Dua sudah distribusikan sebanyak 200 ribu dosis. “Vaksinasi untuk menuju zona hijau, daerah Ubud dan Sanur itu sudah selesai. Saat ini tinggal menunggu Nusa Dua yang diperkirakan dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan juga akan rampung. Kami harapkan secara keseluruhan pada tiga zona ini sudah tervaksinasi,” katanya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Naik dari Sehari Sebelumnya

Suarjaya menambahkan, kegiatan vaksinasi di semua kabupaten sudah berjalan dengan sasaran lansia dan juga petugas publik. Untuk petugas publik, capaiannya cukup besar mencapai 98 persen.

Sedangkan untuk lansia baru mencapai 16,7 persen dari sasaran yang ada. “Memang agak lambat ya vaksinasinya. Mungkin dikarenakan informasi yang belum lengkap didapatkan, sehingga belum semua mendapatkannya,” ujarnya.

Terkait warga yang sudah divaksinasi hingga dosis kedua yang berpotensi terpapar COVID-19 bahkan ada yang sampai meninggal, Suarjaya menegaskan, vaksinasi tidak 100 persen bisa menjamin bebas dari paparan COVID-19. Maka dari itu, protokol kesehatan harus tetap dijaga.

Baca juga:  Yayasan MBM Gelar Workshop, Libatkan Belasan Poktan di Desa Sepang

“Walaupun kita sudah divaksinasi, jangan gegabah, jangan tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. Orang yang divaksinasi akan memiliki kekebalan yang lebih tinggi daripada yang tidak divaksinasi. Namun, virus tentu saja bisa terus menyerang. Jadi, ini yang harus diingatkan, kita paham bahwa kesehatan tetap menjadi yang pertama,” tegasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *