Sejumlah warga membaca buku di Rumah Baca Loloan. (BP/olo)

Budaya membaca buku di kalangan masyarakat kita masih sangat rendah. Berbagai penelitian ilmiah menunjukkan hal itu. Masih kalah jauh dibandingkan masyarakat negara-negara lain, khususnya di Asia Tenggara. Lalu dimana sebenarnya letak masalahnya?

Ada yang mengatakan lingkaran kemiskinan dan kebodohan itu mesti diputus segera dengan meningkatkan minat baca buku. Sangat masuk akal, bagaimana caranya?

Sebenarnya pemerintah juga sudah berusaha. Masyarakat di luar pemerintah juga sudah melakukan gebrakan. Mungkin sinerginya yang belum optimal. Atau boleh jadi, upaya yang dilakukan juga kurang maksimal.

Untuk itu, perlu sebuah gerakan nasional untuk melakukan langkah strategis, bagaimana kecintaan membaca buku ini dibangun secara terstruktur, sistemastis serta masif. Sebuah gerakan moral, dimana semua pihak ikut terlibat.

Baca juga:  Masih Kecil, Peran Swasta di Riset

Ini sebuah misi suci untuk menyelamatkan bangsa dari kebodohan. Menularkan virus semangat membaca mutlak dilakukan. Membaca buku apa saja.

Setidaknya satu buku sehari. Saat ini, kalau dilihat, sangat jarang guru di sekolah menyuruh muridnya membaca buku yang kemudian dibuatkan resensinya. Atau dijadikan sebuah topik diskusi.

Buku yang dibaca mesti beda, karena untuk menghindari anak-anak itu hanya main copy paste. Ini juga pelajaran sebuah kejujuran. Sebuah integritas sebagai siswa yang nantinya akan membangun sebuah identitas dan tanggung jawab.

Baca juga:  Bangkitkan Budaya Literasi, Siswa Harus Diwajibkan Membaca

Ini masalah karakter yang sulit. Itu makanya perlu langkah sinergis yang terstruktur, sistematis serta masif. jangan parsial dan terkesan hangat hangat tahi ayam. Buku jenis apa saja? Pada hakikatnya, semua jenis buku baik. Tetapi, untuk pada tahap awal kita pelu juga menggarisbawahi ada kepentingan yang lebih mendesak.

Buku tentang Indonesia, dalam konteks Nusantara, Sejarah, Pergerakan Nasional, para pahlawan dan sebagainya. Ini akan membangun sebuah karakter nasionalis secara bertahap.

Mari membaca buku buku berkualitas. Buku bermutu. Jangan hanya membaca di media sosial, meskipun tidak semua jelek. Sebab buku yang baikpun kini migrasi ke e-book karena perkembangan teknologi.

Baca juga:  Bahasa Daerah Vs Kapitalisasi Bahasa

Jadi intinya, mari kita galakan semangat membaca. Jadikan itu sebuah budaya. Buku merupakan salah satu cerminan tingkat intelektualitas sesorang.

Ini juga menyangkut kualitas pribadi. Dari buku kita banyak belajar tentang segala macam kehidupan. Kehidupan suatu bangsa sangat bergantung kepada kualitas manusianya.

Ini nantinya tidak hanya merangsang minat membaca tetapi juga dampak ikutannya yang lain. Semangat untuk menulis bagi para penulis. Untuk lebih banyak lagi menghasilkan karya bermutu.

Semangat dari pemerintah serta peran swasta agar tidak pernah kendor mendukung dalam segala bentuk yang bisa dikerjakan. Ini untuk kepentingan bersama.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *