Diskominfo Denpasar luncurkan Taboo. (BP/ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyebaran informasi di media sosial yang begitu cepat, bukan saja memberikan dampak positif, namun terkadang menimbulkan kekhawatiran dan keresahan di masyarakat karena informasi yang disajikan belum sepenuhnya mendapatkan konfirmasi dari pihak terkait. Informasi yang salah (hoax) bahkan dapat menimbulkan kerugian di masyarakat.

Untuk mengantisipasi itu, Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Denpasar membuat terobosan baru, yakni aplikasi Tabbo (tangkal dan analisa berita bohong). Satuan Tugas (Satgas) Aplikasi bertajuk Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) ini dilaunching oleh Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan penekanan tombol di Damamaya Denpasar Cyber Monitor, Graha Sewaka Dharma, Lumintang, Senin (20/5).

Baca juga:  Gara-gara Medsos, Sopir Tusuk Mantan Istri

Kabid Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo Kota Denpasar Gde Wirakusuma Wahyudi mengatakan, aplikasi Taboo ini dilatarbelakangi atas maraknya munculnya berita bohong, utamanya yang tersebar di media sosial. Adanya berita hoax ini memberikan dampak kerugian di segala bidang. Bahkan, hingga pertengahan tahun 2019 ini terdeteksi 1.500 indikasi berita bohong yang telah tersebar.

Selain itu, Bali khususnya Kota Denpasar yang bertumpu pada sektor pariwisata sangat rentan mendapat pengaruh berita bohong. Seperti adanya informasi yang beredar tentang letusan dasyat Gunung Agung yang spontan menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan. “Berita bohong dapat mempengaruhi wisatawan, mengingat Bali dan Denpasar saat ini masih bertumpu pada sektor pariwisata dan tentunya mempengaruhi seluruh sektor. Yang rentan adalah berita bohong tentang bencana dan kesehatan,” kata Wirakusuma.

Baca juga:  Satuan Reskrim Ringkus Pelaku Penipuan di Media Sosial

Dalam aplikasi ini masyarakat dapat mengecek secara langsung berita yang diterima dengan memasukkan judulnya. Secara otomatis aplikasi akan melaksanakan pengecekan apakah itu berita benar atau bohong. “Kami berharap ke depan Satgas Aplikasi ini dapat terus berkembang dan terintegrasi dengan Pro Denpasar, sehingga mampu menjadi media literasi bagi masyarakat sebelum sharing serta semakin bijak dalam bermedia sosial,” tegasnya.

Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara didampingi Kadis Kominfo I Dewa Made Agung menjelaskan, perkembangan arus digitalisasi memungkinkan semua elemen masyarakat dapat menciptakan sesuatu dengan cepat. Dalam pelaksanaannya, masyarakat harus teliti dengan menganalisa terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan informasi.

Baca juga:  Dewan Buleleng Bahas Draf Rekomendasi LKPJ Bupati Tahun 2019

“Satgas Aplikasi Tabbo ini merupakan wujud nyata Pemkot Denpasar dalam
upaya bangkit sesuai dengan semangat Harkitnas dalam memerangi berita bohong yang beredar di masyarakat, sehingga ke depannya masyarakat mulai teredukasi untuk selalu menganalisa sebelum sharing,” ujar Jaya Negara. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *