SEMARAPURA, BALIPOST.com – Hasil penghitungan Pilpres 2019 sudah mulai terlihat. Di Kabupaten Klungkung, yang dikenal sebagai basis massa calon presiden dan wakil presiden nomor 02 Prabowo-Sandi, dengan bupati dan ketua dewan dari Partai Gerindra, justru harus rela melihat keoknya pasangan 02 ini.

Malah, di TPS 09 Banjar Siku Desa Kamasan, tempat Bupati Suwirta mencoblos, Prabowo-Sandi kalah telak. Pasangan ini hanya memperoleh 23 suara dari total 277 pemilih. Sementara, perolehan suara Jokowi-Ma’ruf Amin, mencapai 181 suara.

Proses penghitungan surat suara, khususnya untuk pemilu presiden dan wakil presiden di TPS ini sudah rampung sekitar pukul 14.15 Wita, setelah pencoblosan dihentikan pukul 13.00 Wita. KPPS mengecek satu per satu suara sah dan tidak sah dari hasil coblosan masyarakat setempat.

Baca juga:  Era Baru Pariwisata Bali, Ini yang Dikedepankan

Hasilnya cukup mengejutkan, Suwirta sebagai salah satu bupati berprestasi dari kader terbaik Gerindra, justru tidak mampu membuat Prabowo-Sandi menang di TPS nya. Usai mencoblos, Bupati Suwirta menanggapi bijak persoalan ini.

Sebagai kepala daerah, dia harus tetap bersikap demi kepentingan masyarakat luas. Artinya, dia tegas mengatakan masyarakat saat ini sudah cerdas menentukan pilihan. Sehingga, sejak awal dia mengaku memang tidak ada upaya pengarahan agar mencoblos calon tertentu.

Apalagi, sampai mengekang masyarakat untuk memilih yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Sehingga, untuk pilpres itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menentukan pilihan. “Jangankan upaya mengarahkan rakyat, anggota keluarga saja, saya bebaskan untuk menentukan pilihan,” ujar Bupati Suwirta.

Baca juga:  763 WBP Terima Remisi Nyepi, Empat Orang Langsung Bebas

Meski demikian, dia juga mengakui punya tanggung jawab moral sebagai kader partai untuk memenangkan calon presiden dan wakil presiden yang diusung Partai Gerindra. Tetapi, tanggung jawabnya itu tidak ia letakkan pada ajang pemilu serentak ini.

Sebab, dalam pemilu serentak, Bupati Suwirta tegas mengatakan bahwa dia bersikap lebih dominan sebagai kepala daerah, atas mandat yang dia terima langsung dari rakyat. Maka, sebagai kepala daerah, dia tentu harus bersikap netral. “Tanggung jawab saya sebagai kader, tidak saya taruh sepenuhnya pada pemilu serentak ini. Tetapi, saya tunjukkan dengan menjadi bupati yang berprestasi dari Gerindra. Menjadi kepala daerah yang dicintai masyarakatnya,” kata Bupati Suwirta.

Tidak hanya di TPS Bupati Suwirta mencoblos, Prabowo-Sandi juga keok di TPS 13 Desa Akah, tempat Wakil Bupati Made Kasta mencoblos. Hasil perolehan suara di TPS itu, menunjukkan Prabowo-Sandi, hanya memperoleh 50 suara.

Baca juga:  Pertanian Ngetren di Tengah Pandemi COVID-19

Sedangkan, Jokowi-Ma’ruf Amin, mampu memperoleh 190 suara. Sebagai kader Gerindra, Made Kasta memilih sikap serupa dengan Bupati Suwirta. Sejak awal dia memilih bersikap netral dan menyerahkan sepenuhnya hak memilih kepada masyarakat.

Dalam proses hitung surat suara pada kedua TPS ini, juga ada suara tidak sah, masing-masing 10 surat suara. Ini disebabkan, surat suara belum tercoblos, tetapi sudah dimasukkan ke kotak suara.

Ini menunjukkan masih ada masyarakat yang tidak paham cara memilih. Meski surat suara pilpres tergolong surat suara paling mudah untuk dicoblos. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *