Ilustrasi. (BP/dok)

Start-up kini terus didorong untuk tumbuh. Utamanya di kalangan generasi milenial. Alasannya sangat sederhana. Karena generasi muda kini sangat akrab dengan teknologi.

Dunia usaha sangat membutuhkan pengusaha yang bisa memanfaatkan keunggulan teknologi. Apalagi di tanah air, jumlah pengusaha relatif sangat kecil. Lebih kecil dari negara tetangga Malaysia. Karenanya masih diperlukan tambahan pengusaha yang signifikan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pengembangan kewirausahaan dipandang sebagai langkah strategis dalam upaya turut mengatasi permasalahan ekonomi bangsa. Sebab, pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh adanya aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh kalangan dunia usaha.

Perguruan tinggi merupakan pilar utama dalam pengembangan kewirausahaan. Nilai-nilai kewirausahaan harus diberikan kepada mahasiswa melalui berbagai aktivitas. Potensi untuk membangkitkan dan mengembangkan wirausaha dapat dilakukan dengan aktivitas penelitian. Demikian pula pengembangan hasil penelitian, pemanfaatan laboratorium dan workshop, pemanfaatan laboratorium lapangan dan lain-lain. Dengan demikian akan berkembang wirausaha-wirausaha dari perguruan tinggi yang berbasis iptek.

Baca juga:  Kunjungan Wisatawan Naik, Pengusaha Belum Bisa Bayar Hutang

Pada era teknologi saat ini, sebagian besar bisnis berbasis teknologi. Banyak contoh, pengusaha yang masih konvesional dikalahkan pengusaha pemula yang memanfaatkan teknologi. Sebut saja bisnis perjalanan wisata, penjualan tiket. Mereka sekarang dimatikan dengan bisnis serupa yang berbasis online.

Demikian pula toko kamera, cuci cetak foto. Keduanya tergilas dengan teknologi mobile phone yang serbalengkap. Sehingga masyarakat tidak lagi memerlukan kamera untuk mengabadikan momen mereka yang berbahagia. Apalagi lewat handphone (HP) mereka bisa berbagi informasi dan gambar dengan sangat cepat dan sangat mudah.

Rupanya pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengadakan program pelatihan bagi para dosen, sehingga siap menjadi pendamping wirausaha mahasiswa. Setelah mengikuti program ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan dosen tentang pengetahuan dan pemahaman kewirausahaan serta mampu mengisi dan mengembangkan program-program kewirausahaan.

Baca juga:  Tanpa “Smoking Area,” Pengusaha di Badung akan Didenda Rp 50 Juta

Dengan pelatihan dan pendampingan tersebut, perguruan tinggi diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang menjadi entrepreneur muda dan bisa berkiprah untuk pembangunan bangsa dan negara. Tentu tak cukup hanya pelatihan dari dosen, pihak perguruan tinggi harus aktif pula mendatangkan praktisi. Baik melalui seminar maupun kuliah umum. Diharapkan, pengetahuan yang diberikan oleh narasumber bisa menjadi bekal mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur muda untuk bisa bersaing.

Ini penting, karena pemula juga butuh motivasi dari seseorang yang sudah berpengalaman di bidang dunia usaha. Dengan belajar dari kisah perjalanan para pengusaha sukses yang dulunya pernah jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya, para pemula bisa termotivasi untuk berani mengalahkan ketakutannya dan semakin terdorong untuk segera memulai sebuah usaha.

Baca juga:  Belum Ditentukan Kuota LPG Subsidi Tahun 2018 untuk Bali

Selain itu, mereka juga bisa memperbanyak pengetahuan di bidang bisnis dan mempelajari strategi-strategi bisnis yang pernah digunakan para pengusaha besar dalam meraih kesuksesannya. Sebab, generasi zaman now perlu sahabat untuk menumpahkan segala unek-unek maupun ide-ide mereka. Ini sebuah tantangan dalam upaya membentuk karakter anak muda yang masih perlu arahan serta bimbingan.

Karenanya perlu kerja bersama antara orangtua, pendidik, dosen, pengusaha, serta pemerintah dalam menggarap para tunas muda ini. Mereka harus diberikan pelatihan untuk membuka wawasan serta dapat ilmu baru.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *