Warga mengungsi saat aktivitas Gunung Agung mengalami peningkatan. (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Peningkatan aktivitas Gunung Agung hingga mengeluarkan lava pijar, Senin (2/7), membuat sejumlah warga yang permukimannya berada di lereng gunung harus mengungsi. Warga memilih mengungsi karena merasa merasa was-was akibat lontaran lava pijar tersebut.

Koordinator Posko Pengungsian di UPTD Pertanian, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem I Wayan Sudiarta, Selasa (3/7) mengungkapkan, ada ratusan warga yang mengungsi di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Rendang. Kata dia, untuk warga yang mengungsi di di kantor UPTD Pertanian sebanyak 122 orang, Banjar Bambang Rendang 52 orang, Banjar Bencingah Rendang 13 orang, Banjar Langsat 27 orang, Banjar Dangin Pasar Rendang 37 orang, Banjar Singarata 20 orang, Subak Tengah Padang 10, Desa Nongan 176 orang dan Desa Pesaban 52 orang.

Baca juga:  PVMBG Himbau Wisatawan Tak Menginap di Puncak Gunung Agung

“Warga yang mengungsi berasal dari Banjar Temukus dan Kesimpar Desa Besakih. Namun, ada juga ratusan pengungsi dari Selat yang mengungsi di Rendang. Jumlah ini bisa bertambah atau sebaliknya karena menyesuaikan dengan kondisi. Tapi, tadi ada laporan ada warga dari Selat akan mengungsi di wilayah Rendang, tapi sampai saat ini kita belum terima datanya. Kita akan tunggu datanya sampai malam,” katanya.

Baca juga:  Kenang Jasa Prof. Ngoerah, Perubahan Nama RSUP Sanglah Diusulkan Sejak 2007

Sudiarta menjelaskan, untuk logistik para pengungsi tidak ada masalah. Karena stok beras dan kebutuhan yang lainnya masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pengungsi selama satu pekan ke depan. Jika memang logistik nanti menipis, pihaknya bakal mengamprah ke posko Utama di Tanah Ampo. “Jika jumlah pengungsinya sama seperti ini logistik aman. Jika ada penambahan pengungsi lagi, maka bisa saja logistik sudah habis sebelum sepakan,” katanya.

Baca juga:  Tersesat, Satu Orang Pemedek Ditemukan Selamat

Lebih lanjut dikatakannya, untuk membantu memasak, mulai tadi pagi ada satu dapur darurat. Untuk memasak sudah langsung ada relawannya. “Dapur darurat ini sangat membantu kita dalam melayani pengungsi, khususnya untuk pemenuhan makanan. Kita harap semasih ada pengungsi, mereka selalu ada dapur darurat seperti ini untuk membantu memasakkan pengungsi,” harap Sudiarta. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *