Ilustrasi. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tes DNA tak selalu dikaitkan dengan memastikan hubungan genetik. Sebab, tes DNA ini memiliki manfaat yang lebih banyak dari itu.

Tes DNA, dikutip dari klikdokter.com, bisa membantu kita mengetahui kesehatan dan mencegah terjangkitnya tubuh oleh penyakit.

Sebab, semua penyakit yang ada dapat dikatakan berhubungan dengan genetik, walaupun hubungannya besar atau kecil. Berbagai jenis penyakit mulai dari kanker, gangguan lambung, hingga flu sekalipun berhubungan dengan genetik. Bahkan, gen juga berpengaruh pada reaksi alergi, serta bagaimana Anda mencerna nutrisi dan obat.

Berkat kemajuan teknologi, saat ini menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasi gen-gen tertentu pada manusia. Dengan melakukan pemeriksaan genetik, penyakit-penyakit seperti strok, Alzheimer, osteoporosis, penyakit jantung, dan lain-lain dapat diprediksi. Hal ini kemudian dapat membantu seseorang untuk melakukan pencegahan sejak awal.

Baca juga:  Karena Ini, Bali Belum Bisa Lakukan Tes COVID-19

Identifikasi gen pada dunia medis digunakan untuk mengetahui variasi gen yang menyebabkan kondisi kesehatan tertentu. Tes ini biasanya dilakukan pada orang-orang tertentu yang memang memiliki risiko terhadap suatu penyakit yang spesifik diturunkan di keluarganya.

Misalnya, pada wanita yang memiliki ibu dengan riwayat kanker payudara pada usia muda, tentunya ingin mengetahui apakah dirinya membawa gen BRCA yang merupakan penanda kanker payudara.

Baca juga:  Makan Apel Setiap Hari, Ini 10 Manfaatnya

Hasil dari tes DNA akan berdampak sangat besar. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan pada individu yang telah berkonsultasi terlebih dulu mengenai risiko, manfaat, dan keterbatasan dalam tes DNA ini. Hasilnya tentu bersifat rahasia dan implikasinya dijelaskan oleh konselor genetik.

Dengan mengetahui risiko yang ada, maka seseorang dapat mempersiapkan dirinya lebih baik dalam menghadapi suatu penyakit, dan mungkin dapat mencegahnya. Contohnya, jika seseorang telah terbukti memiliki genetik yang kuat terhadap diabetes, orang tersebut dapat mengubah gaya hidupnya agar dapat terhindar dari diabetes. Memang diabetes memiliki pengaruh keturunan yang kuat, tetapi Anda tidak boleh lupa bahwa gaya hidup juga memiliki peran yang sangat besar dalam terjadinya diabetes.

Baca juga:  Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Hari Ini, Seluruhnya Berusia di Atas 50 Tahun

Namun, masih ada beberapa kendala dalam melakukan pemeriksaan genetik ini, yaitu ketersediaan alat, konselor genetik, dan biaya yang mahal. Pemeriksaan genetik di Indonesia belum terlalu berkembang dan populer seperti di negara-negara maju (Amerika, Jepang, dan Jerman). Karena itu, harganya masih sangat mahal dan tidak dapat diakses oleh semua orang. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *