longsor
Hujan yang mengguyur Kabupaten Badung dan sekitarnya telah mengakibatkan longsor di Desa Sulangai, Petang.‎(BP/ist)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Puluhan hektar lahan pertanian milik warga di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Sabtu (18/11) sore rusak akibat tertimbun bencana longsor. Kurang lebih 30 are sawah siap panen tersapu material longsoran berupa tanah bercampur batu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, Ni Nyoman Ermy Setiari atas seijin Kepala Pelaksana BPBD Badung I Nyoman Wijaya, Minggu (19/11) mengatakan, longsor terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Badung dan sekitarnya. Beruntung, bencana alam ini tidak menelan korban jiwa.

Baca juga:  22 Desa di Jembrana Terpetakan Rawan Longsor

“Tiga ekor sapi milik warga hilang. Ternak ini diketahui milik I Ketut Laba dan sawah siap panen yang tertimbun longsor milik I Wayan Budiarta,” ungkapnya.

Bencana tersebut, kata Ermi Setiari diperkirakan terjadi pukul 15.30 Wita. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, longor disebabkan karena terganggungnya aliran air di subak desa setempat, sehingga mengakibatkan tanah secara perlahan tergerus. “Longsor mengakibatkan sekitar 30 are lahan persawahan milik warga tertimbun. Namun untuk korban nihil,” katanya.

Baca juga:  Semester I 2018, Seratusan Bencana Terjadi di Gianyar

Terkait kerugian, perempuan berkacamata itu mengaku masih dilakukan pendataan. “Yang jelas untuk kerugian tiga ekor sapid an padi siap panen kurang lebih 3,5 ton,” sebutnya seraya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa waspada dan berhati-hati.

Pesan serupa juga disampaikan Camat Petang IB Nata Manuaba. Melalui sambungan telfon sore kemarin, ia mengimbau masyarakat Petang terutama yang berada di daerah rawan longsor agar lebih waspada.

Baca juga:  Longsor Tutup Jalan Seririt – Pupuan

“Kita ketahui tupografi wilayah Petang memang rawan longsor, jadi kami sudah wanti-wanti masyarakat untuk lebih waspada selama musim penghujan,” ujarnya.

Pihaknya, juga imbau kepada warga agar tidak bikin pemondokan atau tempat ternak mereka di kebun, karena khawatir terjadi longsor seperti ini. Apabila, terjadi bencana, pesannya lagi, masyarakat diminta untuk lekas berkoordinasi dengan aparat desa atau BPBD Badung. Dengan begitu bisa mendapatkan penanganan segera. (parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *