JAKARTA, BALIPOST.com – 34 hari sudah berlalu sejak Gunung Agung dinaikkan statusnya menjadi Awas pada 22 September. Namun sampai saat ini, Gunung Agung belum menunjukkan tanda-tanda erupsi. Bahkan menurut data PVMBG, intensitas kegempaan yang dialami gunung terbesar di Bali itu menunjukkan penurunan.

Menurut Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Nugroho, hingga saat ini masa darurat masih diberlakukan. Bahkan BNPB masih fokus melakukan pendampingan terhadap pengungsi termasuk langkah-langkah yang harus dilakukan jika terjadi erupsi. Ia mengakui ada sebagian pengungsi yang nekat untuk kembali ke rumahnya.

Baca juga:  Kedaulatan NKRI Harus Dijaga Seluruh Komponen Bangsa

Masa siaga darurat untuk penanganan pengungsi masih ditetapkan. Perpanjangan siaga darurat sangat tergantung pada PVMBG. Sementara BNPB bertugas untuk melakukan penanganan pengungsi. Saat ini, lanjutnya, ada sekitar 140 ribu pengungsi. Kemungkinan status siaga darurat akan diperpanjang hanya saja tidak selama 14 hari seperti

Ia mengatakan jika dilihat dari kasus-kasus gunung berapi lainnya, kasus Gunung Agung memang berbeda. Pasalnya pascapenetapan status Awas yang sudah berlangsung sebulan, Gunung Agung belum juga erupsi.

Baca juga:  Hilangkan Jenuh, Pengungsi di Klungkung "Ngukir"

Meski demikian ada kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung ini. Ia mengutarakan diperkirakan kerugiannya mencapai Rp 2 triliun rupiah. Kerugian itu diderita sektor pariwisata, perbankan, pertanian, dan lainnya. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *