AMLAPURA, BALIPOST.com – Dua pemangku asal Banjar Temukus, Desa Besakih, Rendang, Karangasem yakni Jro Mangku Kari dan Jro Mangku Ade, pada Jumat  pagi Pukul 07.00 Wita naik ke puncak Gunung Agung. Tujuan dua pemangku ini naik ke puncak, untuk memastikan kondisi terkini gunung terbesar di Bali itu.

Jro Mangku Kari saat dihubungi via telepon, Jumat (29/9) mengungkapkan, dirinya naik ke Gunung Agung berdua bersama Jro Mangku Ade. Dia mengaku naik ke Gunung Agung melalui embung yang ada di Junggul, Banjar Tukad Belah, Desa Besakih pukul 06.30 Wita. “Sampai di puncak sekitar pukul 11.00 Wita. Dan sampai di bawah lagi jam 14.30 Wita. Di puncak saya menemukan dua orang lagi di puncak gunung,” ungkap Jro Mangku Kari.

Baca juga:  Pariwisata Bali Belum Dibuka untuk Wisman, Cok Ace Klaim "Booking" dari Berbagai Negara Sudah Masuk

Jro Mangku Kari mengakui kalau kawah Gunung Agung memang telah mengeluarkan asap. Kata Jro Mangku, asap yang dikeluarkan ada di sebelas titik.

Dari 11 titik itu, delapan titik asap yang dikeluarkan masih kecil. Untuk dua titik mengeluarkan asap yang ketinggiannya sedikit lebih besar dan asap yang dikeluarkan sekitar lima meteran.

Sedangkan satu titik asap yang dikeluarkan cukup besar. “Yang satu titik semburan asapnya sudah keras. Bahkan sudah mengeluarkan suara gemuruh seperti pesawat terbang,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, meskipun Gunung Agung sudah dinyatakan awas oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), akan tetapi dirinya tidak merasakan rasa takut naik ke puncak Gunung tertinggi di Bali Itu. “Saya sama sekali tidak merasa takut naik ke Gunung Agung. Saya naik ke puncak karena ingin memastikan kondisi Gunung Agung seperti apa. Kalau saya takut kan tidak mungkin saya naik ke puncak dengan situasi saat ini,” ucapnya.

Baca juga:  Kebijakan Produk Lokal Gubernur Koster Inspirasi Hotel di Bali

Dia menambahkan, di Puncak Gunung Agung dirinya sama sekali tidak merasakan ada gempa. Sementara justru di bawah yang sering terjadi gempa-gempa. Dirinya juga mengungkapkan tidak ada perubahan apa-apa di atas gunung. “Di atas sama sekali tidak ada gempa. Kalau benar ada gempa seperti di bawah, pasir di atas pasti ada yang merembes. Karena di atas kan ada pasir. Tapi di atas tidak ada terlihat merembes,” jelasnya.

Baca juga:  Puri Satria Kawan Gelar Lukat Gni

Lebih lanjut dikatakannya, selama berada di atas dirinya bersama Jro Mangku Ade ngaturang bhakti dan memohon kepada Ida Bhatara yang malinggih di Gunung Agung agar tidak meletus. “Kalau memang Gunung Agung akan meletus silakan, tapi letusannya kecil dan tidak sampai menelan korban jiwa,” ucap Mangku Kari.

Karena Gunung Agung sudah mengeluarkan asap, dirinya meminta supaya tetap waspada dan mengikuti imbauan dari pemerintah.  (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *