TANGERANG, BALIPOST.com – Aktivitas Gunung Agung meningkat statusnya menjadi awas, sejauh ini belum berdampak pada sejumlah penerbangan dari dan ke Bali. Hal ini diungkapkan Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso usai menggelar rapat antisipasi terkait erupsi Gunung Agung di Kantor Otban Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Sabtu (23/9).

Dirjen menggelar rapat bersama stakeholder terkait mengenai persoalan ini. Beberapa instansi dihadirkan seperti PT Angkasa Pura I, AirNav Indonesia, dan beberapa maskapai lainnya. ”Dalam rapat ini kami membahas antisipasi jika terjadinya letusan Gunung Agung. Untuk saat ini dari dunia penerbangan tidak ada masalah dan masih aman. Tapi kami sudah merencanakan serta melakukan antisipasinya,” ujar Agus.

Baca juga:  Pratu Ida Bagus Putu Gugur di Kiwirok, Keluarga Besarnya di Jembrana Ingin Gelar "Ngaben Watangan"

Ia menjelaskan pihaknya belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Ketika itu Gunung Agung meletus pada tahun 1963 dan berdampak buruk pada sejumlah penerbangan di Tanah Air. “Tahun yang sebelumnya mana kala Gunung Agung meletus, kami menyetop penerbangan yang berada di Bali. Kami selaku Otoritas Bandara akan menyetop penerbangan jika debu-debu vulkanik sudah menyebar,” ucapnya.

Agus menyebut jajarannya juga bekerja sama dengan Pusat Geografi Geologi dan BMKG dalam memberikan laporan terkait aktivasi Gunung Agung itu. “Kami berupaya untuk mendapatkan solusi dalam hal ini. Beberapa langkah-langkah kami ambil,” kata Agus.

Baca juga:  Desa Wisata Penglipuran Rancang Acara Penyambutan Delegasi IMF

Dirut AirNav Indonesia, Novi Irianto menambahkan pihaknya akan menghindarkan pesawat yang terbang di sekitar Bali jika Gunung Agung mengalami letusan. “Kami menghindarkan beberapa maskapai melewati rute yang berdampak apa bila vulkanik es itu menutup area Bandara,” papar Novi. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *