DENPASAR, BALIPOST.com – Berdiri sejak tahun 1984, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali telah memberikan kontribusi nyata dalam penguatan perekonomian Desa Pakraman di Bali. Terutama dalam mengajegkan seni, adat dan budaya Bali sebagai karakteristik LPD.

Namun, untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan kepemimpinan yang berjiwa Hindu dalam pengelolaan LPD Bali. Ketua Badan Kerjasama Lembaga Perkreditan Desa (BKS LPD) Bali, I Nyoman Cendekiawan, SH., M.Si, dalam seminar “Refleksi Kepemimpinan Hindu Dalam Pengelolaan LPD Bali” yang digelar di Kantor PHDI Bali, Sabtu (18/3), mengatakan dalam proses pengelolaan manajemen, kepemimpinan memegang peranan penting. Oleh Karena itu, diharapkan kepemimpinan di LPD Bali memegang teguh kerarifan local di Bali.

Refleksi kepemimpinan Hindu seperti Asta Brata, Catur Naya Sandi, Sadvarning Nrpati, Pancasada Paramiteng Pabhu, Nawa Natya, dan Panca Upaya Sandhi yang lebih menekankan moral sebagai landasan melaksanakan kepemimpinan bisa diterapkan kepemimpinan modern seperti saat ini. “Harapan kita, tentu LPD yang kita kemas secara tradisional yang merupakan lembaga komunitas lembaga di Desa Pakraman bisa mengangkat kearifan lokal. Terutama aspek-aspek kepemimpinan Hindu bisa menjadi motivasi dan kita terapkan dalam upaya mengajegkan LPD Bali ke depan,” tandas Cendekiawan.

Baca juga:  Menkop Puspayoga Minta Koperasi MPIG Belantih Profesional
Dalam seminar tersebut hadir pula pembicara Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., Akademisi Prof. Dr. IB. Raka Suardana, SE.,M.M., Majelis Madya Kabupaten Bangli, Made Rajasa, serta Komisi Keterbukaan Informasi Publik. Harapannya mereka bisa memberikan pemahaman dan pencerahan mengenai kepemimpinan Hindu dalam mengelola LPD Bali.

“Seminar ini juga merupakan upaya kita untuk mewujudkan konsep persatuan dan kebersamaan LPD di seluruh Bali,” tegasnya.

Menginjak usianya yang ke-32 tahun, dikatakan Cendikiawan, jumlah LPD yang tersebar diseluruh Bali mencapai 1.433. Jumlah SDM yang terserap mencapai 8 ribu lebih dengan jumlah aset senilai Rp 16 triliun lebih. “Upaya ini kita lakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat di pedesaan, bagaimana mengupayakan agar Desa Adat/Pakraman ekonominya bisa menggeliat untuk mengembangkan usahanya disemua sektor,” ujarnya.

Sementara itu, Karo Perekonomian Setda Bali, Nengah Laba yang membuka seminar tersebut, mengatakan kepemimpinan sangatlah perlu dilakukan seleksi, apalagi dalam memimpin suatu lembaga keuangan. Dikatakan, saat ini pemimpin-pemimpin LPD, terutama LPD di perdesaan dipilih tidak melalui seleksi (dipilih secara tunjuk/langsung).

Hal ini diakui karena minimnya SDM yang ada di perdesaan. Bahkan yang mau bekerja di LPD pun susah. Oleh Karena itu, ke depan, pihaknya akan melakukan seleksi ketat dalam memilih pemimpin-pemimpin yang bisa menduduki jabatan kepemimpinan di LPD. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *