
NEGARA, BALIPOST.com – Dinas Sosial Kabupaten Jembrana akhirnya melakukan pemakaman terhadap jenazah seorang pria tanpa identitas yang sebelumnya menjalani perawatan medis. Jenazah dimakamkan, Selasa (23/12) sore, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Lingkungan Terusan, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara.
Pria tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan akibat penyakit diabetes yang dideritanya. Selama proses penelusuran, tidak ditemukan identitas resmi yang dapat memastikan asal-usul almarhum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pria itu diketahui bernama Muhammad Kaira, dengan perkiraan usia antara 45 hingga 50 tahun. Ia pertama kali ditemukan oleh petugas BPJS Kesehatan dalam kondisi telantar dan tanpa membawa identitas diri saat berada di sekitar Kantor BPJS.
Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Jembrana, H. Sutarman seizin Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Kepala Dinas Sosial, Jumat (26/12), membenarkan proses pemakaman tersebut. Menurutnya, jenazah dimakamkan setelah seluruh prosedur penanganan jenazah dilaksanakan.
“Jenazah tidak memiliki identitas resmi. Saat ditemukan, yang bersangkutan tidak membawa dokumen apa pun. Dari kondisi fisik dan penampilannya, diduga yang bersangkutan merupakan gelandangan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, temuan tersebut selanjutnya dilaporkan petugas BPJS kepada Dinas Sosial dan Satpol PP Kabupaten Jembrana. Pria tersebut kemudian dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
“Berdasarkan keterangan dokter, yang bersangkutan menderita diabetes dan mengalami luka pada bagian kaki. Setelah menjalani perawatan, dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada 23 Desember 2025,” jelas Sutarman.
Lebih lanjut disampaikan, pihaknya telah berupaya melakukan penelusuran melalui data kependudukan. Namun, identitas pria tersebut tidak tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Semasa hidup, almarhum mengaku bernama Muhammad Kaira dan berasal dari Desa Wali Satu, Dompu, Mataram, Lombok.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat serta aparat desa yang disebutkan. Namun hingga dua pekan dilakukan penelusuran, tidak ada pihak yang mengenali maupun mengklaim,” pungkasnya. (Surya Dharma/balipost)










