
BANGLI, BALIPOST.com – Teba Modern yang telah dibangun di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) diklaim efektif mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangli Putu Ganda Wijaya menyebut pengurangan sampah yang masuk ke TPA mencapai 443,5 kg per bulan dari optimalisasi pengelolaan sampah di Teba Modern yang dibangun mandiri di setiap OPD.
Keberhasilan ini pun mendorong Pemkab Bangli untuk semakin gencar menekankan pembuatan Teba Modern di seluruh wilayah. “Kami akan terus gemakan untuk pelaksanaannya di masing-masing desa dan kelurahan. Bagi yang belum, melalui Dinas PMD kami akan tekankan bahwa fasilitas teba modern itu wajib di sediakan di masing-masing wilayah,” kata Ganda Wijaya, Minggu (14/12).
Terlebih Gubernur Bali telah mengeluarkan kebijakan tidak ada lagi sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mulai 1 Januari 2026.
Terkait kebijakan Gubernur itu, Ganda mengatakan meski tenggat waktu semakin dekat, Bangli mengambil langkah bertahap namun pasti. Pihaknya menargetkan TPA Bangli tidak lagi menerima sampah, kecuali sampah residu. “Kita menyiapkan secara berangsur-angsur,” tambahnya.
DLH Bangli mengakui bahwa implementasi kebijakan itu memerlukan waktu dan penyesuaian di tingkat masyarakat. “Untuk mengenolkan sekali sampah masuk ke TPA kita melihat kenyataan di lapangan. Karena kita sifatnya pelayanan, kami akan tetap melakukan pengangkutan jika masih ditemukan sampah tercampur di jalur pengangkutan, sambil terus mengingatkan masyarakat mengenai program gubernur untuk meminimalkan sampah ke TPA,” jelasnya.
Sementara itu disinggung mengenai program pengangkutan sampah terpilah yang diterapkan Pemkab Bangli sejak beberapa bulan lalu, Ganda mengatakan hingga saat ini program tersebut masih berjalan sesuai jadwal. Dimana pada Senin – Rabu dijadwalkan pengangkutan sampah Organik, kemudian pada Kamis pengangkutan sampah anorganik. Jumat jadwal pengangkutan sampah residu dan Sabtu -Minggu pengangkutan sampah Organik.
Ganda tak menampik belum semua masyarakat terbiasa memilah sampah. Pihaknya masih menemukan banyak sampah tercampur di jalur pengangkutan. (Dayu Swasrina/balipost)










