Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Gajah Mada, Denpasar. Pemkot Denpasar berencana menata trotoar, pedestrian, penerangan jalan yang ada di kawasan Titik Nol Km pada 2026. Kawasan tersebut meliputi Jalan Hasanudin, Thamrin, Gajah Mada, Sulawesi, Sumatera. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penataan ruas Jalan Gajah Mada dan Jalan Sulawesi akan khusus dikerjakan pada 2026. Pemkot Denpasar menyiapkan anggaran Rp150 miliar untuk melaksanakan proyek tersebut.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sabtu (22/11), menjelaskan, penataan dua jalan tersebut akan memberi wajah baru pada program penataan kawasan heritage Denpasar. “Artinya ada penampilan baru di wajah Kota Denpasar,” imbuhnya.

Di masa pemulihan akibat bencana banjir pada September lalu, upaya-upaya perbaikan infrastruktur terus dilakukan Pemkot Denpasar.

Baca juga:  Hadapi Porprov Bali XIII, Buleleng Siapkan Rp 15 Miliar

Tim pun terus melakukan verifikasi terhadap masyarakat yang terdampak. Beberapa bantuan pada warga terdampak telah disalurkan.

“Sekarang kita lanjutkan. Karena keterbatasan kita melakukan verifikasi, untuk update data, kita perlu tim yang turun. Ada melibatkan inspektorat. Jangan sampai kita salah memberikan bantuan,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pascabanjir menjadi momentum Pemkot menata Titik Nol Km Denpasar yang akan dimulai pada 2026.

Pemkot berkeinginan agar ekosistem bisnis yang ada di Titik Nol Km itu bisa bergerak ke depan menuju transformasi ekonomi.

Baca juga:  Bali dan 3 Destinasi Nasional Ikuti "Sales Mission" di Vietnam

Jalan Gajah Mada nantinya akan diganti dengan batu andesit seperti yang dilakukan di Sanur, tidak lagi paving. “Kemudian untuk penggunaan paving atau aspal itu masih dalam pengkajian dan arahan wali kota karena kita melihat dampak dari penggunaan paving atau aspal. Hal itu akan dikaji oleh wali kota sehingga wajah kota jadi lebih indah ke depan,” ujarnya.

Selain itu ada banyak aspirasi dari masyarakat untuk menjadikan kawasan Titik Nol Km sebagai street food. “Cuma kami melihat jalur Gajah Mada sangat vital, lalu lintas padat di sana. Jadi kemungkinan nanti untuk mewujudkan aspirasi masyarakat Denpasar untuk adanya street food akan dilakukan di sepanjang Jalan Sulawesi,” ujarnya

Baca juga:  2018, Bedah Rumah di Tabanan Sasar 17 Rumah

Rencananya street food buka jam 6 sore sampai jam 10 malam. Kemudian esok harinya dibuka untuk akses jalan. Sehingga, ada manfaat yang bisa diambil dari pemilik toko yang ada di sepanjang Sulawesi, bergeliat pada malam hari. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN