
DENPASAR, BALIPOST.com – Ajang pameran masih menjadi tumpuan bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) untuk mempromosikan produk hingga meningkatkan penjualan.
The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraf) menjadi salah satu ajang pameran terbesar di Indonesia yang diburu IKM untuk mendapat kesempatan perluasan pasar.
Dari Bali sendiri ada 32 IKM akan mengikuti Inacraf yang lebih banyak diikuti secara mandiri di tengah peran dinas terkait yang kian meredup pada event ini.
Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraf Indonesia (Asephi) Bali, Ketut Dharma Siadja, Minggu (16/11), mengatakan, sebelum pandemi peran pemerintah daerah melalui Dekranasda sangat signifikan dalam mendukung pelaku IKM untuk ikut dalam pameran terbesar di Indonesia ini.
Namun semenjak pandemi keikutsertaan IKM dari dinas terkait ataupun Dekranasda diakuinya kian sedikit. “Setelah pandemi itu hanya 2 sampai 3 pemda saja yang mengikuti IKM-nya berpameran di Inacraf. Tahun ini malah baru konfirmasi dari Badung saja ada 4 IKM,” ungkapnya.
Dengan demikian, IKM yang akan mengikuti ajang Inacraf pada Februari 2026 mendatang kebanyakan peserta mandiri. Untuk ikut serta dalam Inacraf, IKM, dikatakannya, harus membayar sewa stand sebesar Rp19,5 juta untuk 5 hari.
“Kita sangat sayangkan dari dinas sedikit yang ikut. Padahal ini sebenarnya peluang besar bagi pemerintah daerah untuk mendorong IKM binaannya lebih berkembang,” ungkap Dharma Siadja.
Menurutnya, Inacraf yang tahun depan nanti membuka 964 stand menjadi pasar besar untuk memasarkan produk IKM. Demikian pemasaran produk Bali terutama perhiasan sangat tinggi dalam ajang tersebut.
Hal itu yang membuat pelaku IKM berebut untuk bisa turut berpameran, terlebih di tengah ekspor kerajinan tangan saat ini mengalami penurunan akibat kebijakan pajak impor negara-negara tujuan seperti Amerika Serikat yang menjadi tujuan terbesar.
Untuk itu, pengembangan pasar melalui pameran menjadi hal yang sangat penting bagi pelaku IKM untuk terus menggerakan pasar produk industri Bali.
Pihaknya manargetkan transaksi per IKM bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam Incraf 2026 nanti. Terlebih, untuk perhiasan yang diakuinya selalu menjadi penjualan tertinggi pada ajang ini setiap tahunnya. (Widiastuti/bisnisbali)










