ISI BALI mempersembahkan pergelaran intermedium “Ananta-Mahaboga-Anantya”, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mematri capaian artistika-estetika mitos kini sekaligus memaknai B-GAAD II, ISI BALI mempersembahkan pergelaran intermedium “Ananta-Mahaboga-Anantya”, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI. Pergelaran intermedium yang dipanggungkan dalam Bali–Global Performing Arts Map (B-GPAM) ini, mengedepankan kolaborasi lintas disiplin seni, padu harmoni tari, musik, animasi, dan tata kostum dalam kreasi inovasi teknologi multimedia.

Koordinator B-GPAM, Prof. Gede Yudarta mengungkapkan pertunjukan intermedium ini mengusung konsep “Bumi dalam memori peradaban Bali”. Menghidupkan kembali mitologi Anantaboga, sosok naga raksasa penyangga dunia yang dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan sumber kesejahteraan.

Melalui metafora kosmik, pertunjukan Ananta–Mahaboga–Anantya menghadirkan pembacaan baru atas mitos tersebut dalam bentuk tari yang menghanyutkan sekaligus menggugah, memvisualkan tragedi alam yang merekah menjadi harapan kehidupan.

“Pergelaran intermedium itu semakin memesona berkat padu alunan gamelan dan keanggunan orkestra modern sebagai pengantar dramatik pergelaran. Simponi gamelan sarat nuansa spiritual berpadu orkestra megah, menciptakan jalinan bunyi memperkuat atmosfer visual yang memperdalam makna. Sebuah pengalaman multisensori yang menggugah, di mana tradisi dan teknologi bertemu dalam harmoni yang memukau,” terang Prof. Komang Sudirga, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Buka Sosialisasi Pelaksanaan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2022

Terpilih sebagai koreografer pergelaran Kadek Diah Pramanasari, M.Sn., dan Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani, M.Sn. Desainer kostum Ida Ayu Ari Mahadewi, M.Sn., dan Ni Putu Dyah Pradnya Candriasih, M.Sn., sementara animator I Wayan Agus Mahardika, M.Sn., I Made Hendra Mahajaya Pramayasa, M.Sn., Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, M.Sn., Muhammad Ragil Zulkifly, Anak Agung Istri Kirana Maheswari, Andi Adytia Moh Firmansyah, I Gede Krisnayaka Saskara, I Kadek Angga Dwipayana, Armansyah Rizki Alfahkri, I Dewa Putu Nova Andika Putra, dan I Gede Mahendra Dana. Komposer I Wayan Diana Putra, M.Sn., Ni Putu Hartini, M.Sn., Guntur Eko Prasetyo, M.Sn., Putu Lukita Wiweka Nugraha Putra, M.Sn., serta I Gede Raditya Yudhistira, M.Sn.

Baca juga:  ISI BALI, Perguruan Tinggi Seni Akreditasi Unggul

Mitos dalam Ruang Diskursus

Mitos dan memori dibedah hingga jauh dalam simposium internasional Bali-Global Arts and Design Symposim (B-GADS) pada Rabu (29/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama. Menghadirkan 18 pembicara undangan dari berbagai universitas di Asia Pasifik, profesional, dan Walikota Misato, Jepang, Takashi Kado, serta pembicara kunci Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Simposium menghasilkan simpulan pandangan terkait relevansi pendidikan tinggi seni dan desain dalam preservasi budaya lokal dan warisan budaya, termasuk menemukan kembali makna-makna dalam mitos lama.

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI BALI, Dr. I Made Jodog menguraikan 18 pembicara undangan dimaksud, diantaranya Emura Koichi (Kyoto Saga University of Arts-Jepang), Hatano Izumi (Okinawa Prefectural University of Arts- Jepang), Cathy Parrot, MFA (University of Iowa-Amerika Serikat), Prof. K. Azril Ismail (ASWARA-Malaysia), Prof. Tolysbayeva Zhanna (Kazakh National Academy of Choreography-Kazakhstan), Prof. Jaygo Bloom (Lasalle College of The Arts Singapore-Singapura), Prof. Md. Jahangir Alam (Jatiya Kabi Kazi Nazrul Islam-Bangladesh), Prof. Paul Trinidad (University of Western Australia-Australia), Tan-Soh Wai Lan (Nanyang Academy of Fine Arts-Singapura), Anak Agung Gde Rai (ARMA Museum), Prof. Koh Yung Hun (Hankuk University of Foreign Studies-Korea Selatan), Koman Wahyu Suteja, SE (Komaneka Art Gallery), Putu Supadma Rudana, MBA. (Chairperson of the Indonesian Museum Association), Dr. I Made Sidia, Dr. Ni Wayan Ardini, Dr. Made Bayu Pramana, dan Dr. Alit Kumala (ISI BALI).

Baca juga:  ISI Denpasar Canangkan ZI-WBK, Sentra KI, dan Lantik BEM

Banyak perspektif dan data seni-budaya penting yang tersaji dalam simposium internasional ini, misalnya Walikota Misato, Takashi Kado mempresentasikan mitos naga berkepala delapan sebagai penguatan memori tentang mitigasi bencana alam. Mitos naga berkepala delapan diterjemahkan oleh seniman Jepang dalam seni pertunjukan, bahkan dalam pengembangan pertunjukan tersebut diiringi gamelan Bali. (*)

BAGIKAN