Murid di SD 17 Pemecutan belajar dengan memanfaatkan IFP. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah memprogramkan agar sekolah seluruh Indonesia menerapkan pembelajaran interaktif untuk mendukung pembelajaran deep learning. Salah satu upaya mendukung program ini dengan pemasangan perangkat Interactive Flat Panel (IFP).

Analis Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Nonformal Disdikpora Kota Denpasar I Putu Putra, Jumat (31/10) mengatakan, hingga saat ini jumlah satuan pendidikan SD yang sudah menerima dan menerapkan IFP sebanyak 110 dari target sasaran 240 SD di Denpasar.

Namun diakui dalam penerapannya masih ada beberapa kendala. Di antaranya,masih diperlukan pendampingan digitalisasi pembelajaran bagi semua pendidik di Kota Denpasar melalui pemberdayaan komunitas belajar di satuan pendidikan (satpen) ataupun antarsatpen.

Karena hingga saat ini kendala penggunaan IFP, yaitu literasi digital pendidik yang belum merata sehingga perlu dilaksanakan pendampingan pemanfaatan digitalisasi pembelajaran secara bertahap. Seperti yang telah dilaksanakan oleh Kemendikbud dimana pendampingan digitalisasi pembelajaran tahap 1 menyasar 50 orang pendidik SD di Kota Denpasar.

Baca juga:  Pedagogi Baru “Deep Learning” 

Selain itu, infrastruktur penunjang tidak ada. Dari sisi jumlah perangkat yang diterima hanya 1 per satuan. Hal itu menjadi tantangan dari pendidik dalam menyiasati bagaimana implementasi pembelajaran interaktif dengan menggunakan teknlogi digital ini dapat digunakan di semua kelas.

Kasi Kelembagaan, Sarana dan Parasarana Disdikpora Denpasar Ngakan Samudra menambahkan, di jenjang SMP belum da sekolah di Denpasar yang mendapat perangkat untuk program IFP. Namun penerapan IFP berlaku bagi seluruh Indonesia bagi sekolah yang sudah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) sesuai Inpres nomor 7 tahun 2025.

“Di Denpasar belum semua sekolah menerapkan IFP. Bagi sekolah yang ingin mendapatkan perangkat untuk IFP dapat mengajukan lewat Data Pokok Pendidikan (Dapodik) apakah siap menerima atau tidak,” ujarnya.

Baca juga:  Gudang Elpiji Terbakar di Jalan Cargo, Sejumlah Orang Luka Bakar

Jika sekolah berkenan menerima perangkat untuk IFP maka akan dikirimkan perangkat langsung dari pemerintah pusat. Namun ada juga sekolah yang menolak seperti SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) karena sudah memiliki sebelumnya seperti SMP Dyatmika, GMIS, AIS.

Program IFP berlaku bagi jenjang TK, SD, SMP. Untuk jenjang sekolah TK dan SD dikatakan beberapa sudah menerima perangkat, sedangkan SMP belum. Perangkat yang diterima sekolah di antaranya layar 75 inch yang berbasis smart digital lengkap dengan teknisinya.

Bagi sekolah yang sudah memiliki jaringan internet maka hanya akan diberikan perangkat namun bagi sekolah yang belum memiliki akses internet akan ditambahkan, selain perangkat juga mendapatkan internet, termasuk panel surya untuk akses listrik. Denpasar sendiri dikatakan sudah semua sekolah memiliki internet sehingga tinggal memasang perangkat saja. Pendataan sekolah untuk program IFP mulai dilakukan September 2025 dan targetnya Desember pendataannya selesai. “Semua sekolah harus dapat,” ujarnya.

Baca juga:  Implementasi “Deep Learning”

Menurutnya, perangkat IFP akan membuat pembelajaran di kelas lebih interaktif, lebih memudahkan dalam mengajarkan anak didik di era saat ini, namun guru dituntut inovatif. “Guru dituntut menguasai penggunaan alat itu makanya kemarin para guru diberikan pelatihan selama 4 hari,” ujarnya.

Tahun ini semua sekolah akan mendapatkan seperangkat alat untuk program IFP, tujunnya untuk meningkatkan kualitas deep learning (pembelajaran mendalam).(Cita Maya/balipost)

 

BAGIKAN