Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebuah gebrakan baru dalam dunia pendidikan terus dikembangkan pemerintah untuk mewujudkan generasi masa depan bangsa yang lebih siap bersaing di kancah global.

Setelah memasukan kecerdesan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan koding ke dalam kurikulum siswa, kini juga masuk deep learning dalam kurikulum siswa.

Guru besar bidang psikologi pendidikan dan konseling Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bambang Suryadi mengatakan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) membantu murid untuk menemukan makna hingga membangun kesadaran diri untuk terus belajar.

Hal ini karena pendekatan deep learning, menurut dia, membuat murid menjadi tahu alasan mereka mempelajari materi atau mata pelajaran tertentu sehingga selalu memiliki motivasi baru setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar.

“Tidak hanya yang menyenangkan itu bermain, tetapi justru belajar itu membuat anak merasa senang. Belajar di sekolah menyenangkan, karena dengan pendekatan pembelajaran mendalam ini mereka menemukan kesadaran diri tentang pentingnya belajar dan menuntut ilmu itu,” kata Bambang Suryadi dikutip dari Kantor Berita Antara.

Guna memastikan implementasi pendekatan deep learning sepenuhnya mendukung proses belajar mengajar di kelas, ia pun mengingatkan perlu adanya penguatan kompetensi dan peran guru serta tenaga pendidik.

Baca juga:  Siswa Tak Bisa Calistung Agar Dilakukan Penundaan Kelulusan dan Kenaikan Kelas

Hal ini karena pendekatan pembelajaran mendalam pada dasarnya menekankan pada intensitas interaksi antara guru dengan murid untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, serta menggembirakan, melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga, yang dilaksanakan secara holistik dan terpadu.

Oleh karena itu Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Laksmi Dewi pada kesempatan yang sama mengatakan pihaknya sudah menyiapkan sederet program pelatihan yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) Kemendikdasmen.

Ia menjelaskan pelatihan-pelatihan ini tidak hanya akan dilaksanakan secara tatap muka, namun juga daring dengan bahan pembelajaran yang tersimpan sepanjang waktu dalam Learning Management System (LMS).

“Salah satunya adalah kami telah menyiapkan program pelatihan melalui Ditjen GTK. Kemudian juga pelatihan ini dilaksanakan bukan hanya tetap muka, tapi juga daring dengan disediakan bahan belajar yang disimpan dalam LMS, sehingga nanti peserta bisa mempelajari secara online maupun juga offline,” kata Laksmi.

Baca juga:  Tiga Hari Berturut-turut, Nasional Tambah Seratusan Kasus COVID-19

Deep learning dalam konteks pembelajaran adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan proses belajar yang mendalam, bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan, bukan sekadar menghafal informasi.

Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, memahami konsep secara mendalam, dan mampu menerapkan pengetahuan dalam konteks yang berbeda.

Pilar Utama Deep Learning dalam Pendidikan:

1. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna):
Siswa diajak mengaitkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga pembelajaran menjadi relevan dan mudah dipahami, mengutip konsep dari David Ausubel.

2. Mindful Learning (Pembelajaran Berkesadaran):
Siswa menjadi agen aktif dalam proses belajar, bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, dan memantau serta mengelola proses belajar mereka (metakognisi).

3. Joyful Learning (Pembelajaran yang Menggembirakan):
Menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan untuk membuat proses pembelajaran lebih menikmati dan mengundang.

Tujuan Deep Learning dalam pembelajaran adalah mengembangkan pemahaman konsep yang mendalam, bukan sekadar hafalan. Melatih siswa berpikir kritis dan menerapkan konsep dalam situasi yang berbeda. Mendorong siswa untuk menjadi agen aktif dalam proses belajarnya sendiri. Menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan.

Baca juga:  Polisi Lidik Kasus Oknum Guru Setubuhi Siswanya

Pada laman Direktorat Guru Pendidikan Dasar, Kemendikdasmen, Rob Randall, seorang pakar pendidikan dari Australia, sebagai narasumber utama untuk membahas konsep deep learning (pembelajaran mendalam) dan implementasinya dalam sistem pendidikan, Minggu 23 Maret 2025, menekankan bahwa deep learning bukanlah konsep baru, tetapi merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman yang lebih mendalam dan ber, makna.

Ia membedakan antara pembelajaran permukaan (surface learning) dan pembelajaran mendalam (deep learning).

Surface Learning adalah metode pembelajaran dengan menghafal fakta dan informasi tanpa memahami hubungan antar konsep.

Sedangkan, Deep Learning adalah metode pembelajaran dimana siswa memahami suatu konsep secara menyeluruh, mampu menghubungkannya dengan pengetahuan lain, serta menerapkannya dalam berbagai situasi kehidupan nyata.

Sistem pendidikan modern harus berfokus pada Deep Learning untuk menyiapkan generasi yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan memiliki keterampilan memecahkan masalah. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN