PM Malaysia Anwar Ibrahim menyaksikan kesepakatan damai Pejabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7/2025). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Thailand dan Kamboja berencana menandatangani deklarasi bersama tentang hubungan bilateral yang biasa disebut media sebagai “perjanjian damai” pada KTT ASEAN di Malaysia. Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, Jumat (24/10).

Deklarasi tersebut menegaskan kesepakatan prinsip dasar mengenai de-eskalasi dan normalisasi pasca-konflik perbatasan, katanya dikutip dari Kantor Berita Antara.

“Kami berencana menandatangani dokumen yang sering disebut media sebagai perjanjian damai itu di KTT ASEAN. Sebenarnya ini adalah deklarasi hubungan antara Thailand dan Kamboja, yang menegaskan empat kesepakatan fundamental tentang de-eskalasi dan normalisasi hubungan bilateral,” kata Nikondet.

Baca juga:  Selecao Bersiap Sapu Bersih Grup F

Ia menambahkan, “Penandatanganan deklarasi itu hanya akan dilakukan jika persyaratan keempat poin tersebut terpenuhi.”

Awal pekan ini, Komisi Bersama Penentuan Batas Wilayah Darat yang diketuai Menteri Pertahanan kedua negara menyepakati penarikan senjata berat dari perbatasan, kegiatan bersama penghapusan ranjau, pemberantasan kejahatan lintas batas termasuk call center ilegal, serta penyelesaian masalah di beberapa segmen perbatasan yang belum jelas penandanya.

Thailand menganggap semua kesepakatan dengan Kamboja bersifat bilateral, meskipun perwakilan Amerika Serikat dan Malaysia, negara yang memegang presidensi ASEAN 2025, hadir sebagai mediator dan pengamat dalam pertemuan di New York saat sidang Majelis Umum PBB, dan Kuala Lumpur.

Baca juga:  Ini Kriteria Perpanjangan PPPK Yang Harus Dipenuhi

Penandatanganan deklarasi Thailand-Kamboja di sela-sela KTT ASEAN itu direncanakan akan dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim — dua pemimpin yang mempromosikan gencatan senjata antara pasukan Thailand dan Kamboja di garis perbatasan pada Juli 2025.

Perselisihan perbatasan kedua negara yang berlangsung puluhan tahun itu memuncak menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli.

Keduanya saling menembakkan artileri dan serangan udara, serta melaporkan adanya korban, termasuk warga sipil. Pada 4 Agustus, mereka mengumumkan gencatan senjata segera, yang kemudian diikuti kesepakatan formal beberapa hari kemudian. (kmb/balipost)

Baca juga:  Jika Menangi Pilpres 2024, Ini Kata Gibran Soal Upaya Wujudkan Indonesia Emas
BAGIKAN