Ilustrasi uang. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Nasabah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kayang resah. Keresahan muncul setelah nasabah tak bisa menarik dana tabungannya.

Menurut seorang nasabah yang enggan disebutkan namanya, situasi ini sudah berlangsung sejak setahun lalu. Bermula dari adanya warga yang mengajukan pinjaman, namun ditolak pihak LPD dengan alasan banyak nasabah yang menarik uang sehingga kas kosong.

Nasabah mulai mencium adanya masalah di LPD kayang sekitar 4-5 bulan kemudian, di mana nasabah mulai kesulitan menarik tabungan. “Tiap nasabah mau narik tabungannya, katanya tidak ada uang. Alasan pihak LPD karena banyak kredit macet,” ungkap sumber tersebut, Senin (6/10).

Baca juga:  Ultah ke-16, "Cworld B16 Blast" Bagikan 6 Motor ke Pelanggan

Ironisnya, pinjaman dikabarkan banyak diberikan tanpa jaminan.

Upaya penyelesaian persoalan tersebut sudah sempat dilakukan secara internal di tingkat desa adat. Akan tetapi tidak membuahkan hasil.

Langkah pengampunan bunga dan denda sudah sempat ditempuh dengan harapan para peminjam bandel mau melunasi pokok pinjaman. Namun, hingga setahun berlalu, langkah ini ternyata tidak efektif.

Para peminjam dengan nominal besar disebut membandel dan tidak ada yang melunasi pinjaman, sehingga membuat LPD tidak memiliki dana.

Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa kepengurusan LPD Kayang juga sudah diganti atas permintaan masyarakat dengan harapan transparansi dan memulihkan kembali kepercayaan nasabah. Namun baru beberapa bulan diganti, pengurus baru memutuskan mengundurkan diri menyusul kebuntuan solusi dalam paruman adat terakhir.

Baca juga:  Presiden Sebut 8 Bandara Ini Berpotensi Jadi "Hub" dan "Super Hub"

Kini, nasabah merasa khawatir tak bisa menarik tabungan mereka. Terutama yang memiliki deposito hingga ratusan juta rupiah. Mereka khawatir uang yang disimpan di LPD tersebut hilang.

Sementara itu, per Senin, layanan LPD Kayang tutup total setelah I Nengah Sandiasa, yang baru menjabat sebagai ketua selama empat bulan, memutuskan mengundurkan diri. Sandiasa mengatakan dirinya memutuskan mengundurkan diri karena merasa tidak sanggup bekerja sendiri setelah dua rekannya yang sebagai bendahara dan tata usaha mundur berturut-turut pada September dan Oktober.

“Bagaimana saya kerja sendiri? Hari ini LPD tutup. Otomatis nasabah tidak bisa mencairkan uangnya karena pegawainya tidak ada,” kata Sandiasa seraya mengaku telah melaporkan penutupan LPD ini kepada LPLPD.

Baca juga:  Cabai hingga Migor Alami Kenaikan Harga

Sandiasa mengakui bahwa sudah setahunan nasabah LPD Kayang tidak bisa mencairkan dana. Masalah utamanya adalah uang nasabah berupa tabungan dan deposito senilai total Rp 2,5 miliar masih dibawa oleh mantan pegawai lama.

Selama dirinya mengelola LPD, Sandiasa berhasil mendorong sejumlah nasabah mulai membayar kredit. Hasilnya, pada bulan September, LPD sempat mencairkan 10 persen dari tabungan nasabah. Namun, dari ratusan nasabah, hanya sedikit sekali yang berhasil dipenuhi/dicairkan. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN