
AMLAPURA, BALIPOST.com – Perumda Tirta Tohlangkir atau PDAM Karangasem telah melaksanakan rapat untuk menindaklanjuti kejadian staf yang melakukan manipulasi pencatatan meteran terhadap pelanggan air bersih Kecamatan Rendang, pada Jumat (3/10). PDAM memastikan kerugian pelanggan akan ditanggung perusahaan.
Direktur Perumda Tirta Tohlangkir, I Komang Haryadi Parwatha, mengungkapkan, kalau sebelumnya pihkanya telah melaksnakan rapat untuk menindaklanjuti kejadian tersebut. Kata dia, pihaknya dengan para perbekel yang ada di Kecamatan Rendang.
“Ya, tadi kita undang 5 Perbekel untuk mebahas terkait keluhan pelanggan di Rendang, kita sudah sampaikan hasil konsultasi BPKP Bali, kita akaan data dulu, untuk kerugian sepenuhnya akan di tanggung perusahaan melalui CSR,” ucap Parwatha.
Parwatha mengatakan, kalau jumlah pelanggan PDAM di wilayah Kecamatan Rendang berjumlah sekitar 4 ribu pelanggan. Dari jumlah tersebut, belum bisa dipastikan seberapa banyak pelanggan yang terdampak dengan adanya manipulasi data meteran tersebut.
“Dalam waktu dekat ini kita akan menurunkan tim untuk melakukan pengecekan meter pelanggan. Kita akan data dulu agar ketemu nanti selisihnya. Yang jelas atas kondisi ini kami tidak ingin merugikan pelanggan,” imbuhnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem melayangkan surat peringatan (SP) kepada salah satu stafnya yang bertugas di Kecamatan Rendang. Hal ini buntut dugaan adanya praktek pembacaan meter dari atas meja sehingga merugikan pelanggan.
Oknum staf itu terbukti dan mengakui telah mengunggah data pemakaian air tanpa melakukan pembacaan meter secara langsung di lapangan. Data yang di-upload hanya dirata-ratakan tanpa pembacaan meter hingga merugikan perusahaan dan pelanggan.
Dari hasil penelusuran internal, oknum staf tersebut tidak melakukan pembacaan meter sejak bulan Februari hingga Juni 2025. Data yang diupload oleh bersangkutan adalah data yang dirata-ratakan sendiri olehnya. Hal ini baru terungkap setelah dilakukan pembacaan barcode pelanggan yang menunjukkan adanya lonjakan pemakaian tidak wajar. Kondisi ini membuat sejumlah pelanggan kaget karena tagihan melonjak tajam. (Eka Parananda/Balipost)