
MANGUPURA, BALIPOST.com – Sehari setelah tewasnya seorang pria akibat ulah pati (mengakhiri hidup) di Jembatan Tukad Bangkung, Badung, pemasangan railing dikebut. Hingga akhir September 2025, progres proyek yang bertujuan mencegah aksi ulah pati tersebut telah mencapai 62 persen.
Material railing menggunakan tiang baja WF (Wide Flange) lapis galvanis, diafragma pipa tiga inci galvanis, dan jaring BRC (British Retail Consortium) khusus berdiameter 8 mm dengan jarak horizontal 3 cm serta jarak vertikal 20 cm. Sesuai kontrak, seluruh pengerjaan ditargetkan rampung pada 12 November 2025.
Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung, I Putu Teddy Widnyana Putra, saat dikonfirmasi, Jumat (26/9), menegaskan progres proyek berjalan lebih cepat dari target mingguan. “Kalau dilihat dari progres setiap minggu sudah melebihi target. Jadi sesuai rancangan, proyek ini rampung pada November 2025 mendatang,” ujarnya.
Teddy menjelaskan, pada minggu pertama target pengerjaan dipatok 0,194 persen, namun realisasi justru mencapai 0,257 persen. Hal ini terus berlanjut hingga minggu ke-XIII pada 21 September 2025, di mana target 52,753 persen berhasil dilampaui dengan capaian 53,030 persen. “Kalau realisasi sudah melebihi target. Ini terus kita kebut. Mengingat proses pengerjaan dilakukan bertahap dari pemasangan tiang, setelah itu baru jaringnya,” jelasnya.
Menurutnya, percepatan progres bukan berarti pengerjaan dilakukan terburu-buru tanpa kualitas. “Bisa dilihat langsung di lokasi, ada pengeboran dan pengelasan, sehingga memakan waktu,” ucap Teddy.
Railing yang dipasang memiliki tinggi empat meter dari trotoar, dengan total 492 batang tiang penyangga yang menutup sepanjang 350 meter sesuai panjang jembatan. “Semua akan ditutup, sehingga tidak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan untuk tindakan-tindakan yang tak diinginkan dan membahayakan nyawa,” beber Teddy.
Selain Jembatan Tukad Bangkung, pemasangan railing juga dilakukan di dua jembatan lainnya, yakni Jembatan Tukad Penet di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, dan Jembatan Kalianget di Desa Pangsan, Kecamatan Petang. Pengerjaan ketiga jembatan tersebut dilakukan secara bersamaan dengan total anggaran Rp16,4 miliar.
Adapun rinciannya, pembangunan railing Jembatan Tukad Bangkung menghabiskan Rp10,8 miliar, Jembatan Tukad Penet-Sangeh Rp3,1 miliar, serta Jembatan Kalianget Rp2,3 miliar. Selain itu, biaya konsultan pengawasan masing-masing proyek mencapai Rp96,7 juta.
“Jembatan Tukad Penet-Sangeh sepanjang 136 meter pada satu sisi dengan ketinggian tiga meter dari trotoar, sedangkan Jembatan Kalianget sepanjang 77 meter pada satu sisi dengan tinggi tiga meter dari trotoar,” jelasnya. (Parwata/balipost)