DENPASAR, BALIPOST.com – Koran Bali Post pada hari ini, Jumat (19/9) menerbitkan beragam berita yang terjadi di seputar Bali dan Indonesia.
Dari mengatasi alih fungsi lahan koordinasi masih lemah hingga BWS diminta turun ke Sungai Candigara.
Berikut 5 berita yang disajikan Koran Bali Post pada hari ini:
1. Atasi Alih Fungsi Lahan Koordinasi Masih Lemah
Denpasar (Bali Post) –
Komitmen penyelamatan Bali harus segera dijabarkan dalam bentuk aksi.
Pembalakan hutan di kawasan Bedugul dan dibidiknya Bukit Asah sebagai kawasan investasi membuktikan masih lemahnya koordinasi atasi alih fungsi lahan.
Ini menjadi ironi di tengah bangkitnya komitmen penyelamatan Bali.
2. Bukit Asah Dibidik Investor, Gubernur Belum Tahu, Bupati Mendukung
Denpasar (Bali Post)-
Di tengah menguatnya wacana moratorium sebagai langkah menjaga tata kelola dan kesimbangan tata ruang Bali, rencana investor membangun di Bukit Asah, Desa Bugbug, Karangasem mencuat ke permukaan.
Namun, Gubernur Bali Wayan Koster belum mau berkomentar banyak terkait rencana investasi ini.
Di sisi lain, kehadiran investasi ini disambut positif Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata.
3. Normalisasi Tukad Badung, Sampah Tertangani Pengerukan Sedimen Prioritas Lanjutan
Denpasar (Bali Post) –
Memasuki hari kedelapan penanganan dampak banjir di bantaran Tukad Badung, alur Tukad Badung
sudah terlihat bersih.
Sampah nyaris terangkut semuanya. Pemkot Denpasar kini fokus melakukan normalisasi aliran Tukad Badung dengan melakukan pengerukan sedimen.
4. Serahkan Bantuan di Pasar Badung dan Kumbasari, Pedagang Berterima Kasih kepada Gubernur Koster
Denpasar (Bali Post) –
Penanganan banjir pascaberakhirnya masa tanggap darurat kini bergerak pada upayaupaya pemulihan dan rekonstruksi.
Pemerintah Bali pun melakukan langkah-langkah terukur selain melakukan pemataan dan
pendataan kerusakan fisik, juga menyalurkan program kemanusiaan.
Bantuan kepada pedagang terdampak pun disalurkan.
5. BWS Diminta Turun ke Sungai Candigara
Semarapura (Bali Post) –
Sungai Candigara Desa Kusamba, Klungkung telah surut.
Namun, upaya normalisasi air sungai masih belum dilakukan pihak BWS Bali Penida.
BWS diminta segera menurun ekskavator untuk melakukan pengerukan karena pendangkalan sungai tinggi. (*)
