Petugas mengangkat kantong jenazah korban yang ditemukan di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali pada Rabu, 10 September 2025 menyebabkan 18 orang meninggal. Hingga Kamis (18/9), tercatat masih ada 4 orang hilang.

Namun demikian, Tim SAR secara resmi menghentikan pencarian korban banjir karena sudah berlangsung selama 7 hari.

“Sore ini secara resmi menghentikan pencarian terhadap seluruh korban banjir di wilayah Bali. Hal tersebut tertuang dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar yang juga selaku SAR Mission Coordinator, I Nyoman Sidakarya, Kamis (18/9) malam.

Baca juga:  Jukir Jadi Caleg Dicabut Bansosnya, Kadis Sosial Bali Beberkan Alasannya

Diungkapkan bahwa selama tujuh hari pencarian di wilayah Badung, Tim SAR Gabungan telah mengerahkan seluruh kemampuan untuk menemukan korban, baik secara penyisiran sungai dan menggunakan perahu karet.

“Setelah kita evaluasi beberapa hari dan tidak ada tanda korban ditemukan, maka hari ini upaya pencarian dengan mengerahkan unsur SAR Gabungan dan Pengerahan Alut kita hentikan,” ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya menyampaikan metode pencarian secara besar-besaran akan digantikan dengan pemantauan yang juga telah dikoordinasikan dengan unsur SAR yang berada di wilayah Kabupaten Badung untuk pencarian terhadap 3 korban di Mengwi. Sementara itu, untuk 1 orang korban yang masih belum ditemukan di Kota Denpasar juga dilaksanakan pemantauan.

Baca juga:  BSA Ukir Prestasi Akademis dan Non-akademis hingga Asia

“Dapat kami sampaikan bahwa hingga hari ini jumlah korban meninggal yang diakibatkan oleh bencana banjir yang melanda Pulau Bali adalah sebanyak 18 orang, sedangkan yang masih belum ditemukan sebanyak 4 orang,” terangnya.

Terkait kerugian dampak banjir, dikatakan sangat beragam. Mulai dari kerugian materi, kerusakan infrastruktur, kehilangan tempat tinggal, korban jiwa dan juga dampak psikologis.

Untuk itu, pihaknya mengucapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga korban, dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim SAR Gabungan yang terlibat atas kerja keras dan dedikasinya di bidang kemanusiaan selam ini. (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Pascadeklarasi Tertib Lalin, Pelanggaran di Ubud Masih Marak
BAGIKAN