Sejumlah warga sedang melakukan donor darah di Wantilan Bali TV, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap 17 September, masyarakat Indonesia memperingati Hari Palang Merah Indonesia (PMI). Momen ini menjadi pengingat pentingnya solidaritas, kemanusiaan, dan kepedulian sosial.

Salah satu kegiatan yang paling identik dengan PMI adalah donor darah, sebuah aksi sederhana yang memiliki dampak luar biasa: satu kantong darah dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa.

Namun, donor darah tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya. Pendonor juga mendapatkan banyak manfaat, baik secara fisik maupun mental.

Inilah alasan mengapa kegiatan ini terus didorong agar menjadi budaya di tengah masyarakat. Berikut ulasan mengenai berbagai manfaat donor darah, sebagaimana dikutip dari Kemenkes RI dan sejumlah literatur kesehatan:

1. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Penelitian internasional yang dipublikasikan di BMJ Journal mengamati lebih dari 160.000 wanita yang rutin mendonorkan darah selama lebih dari 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa donor darah dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular secara signifikan.

Aliran darah menjadi lebih lancar, risiko penyumbatan arteri berkurang, bahkan kemungkinan serangan jantung bisa ditekan hingga 88 persen.

Baca juga:  Ratusan Naker Karangasem Telah Berangkat ke Luar Negeri

Bagi masyarakat modern yang rawan terkena penyakit jantung akibat pola hidup tidak sehat, manfaat ini tentu sangat berharga.

2. Membantu Produksi Sel Darah Baru

Setelah donor darah, jumlah sel darah merah memang berkurang. Namun, tubuh segera merespons dengan memproduksi sel-sel darah merah baru melalui sumsum tulang belakang.

Regenerasi ini tidak hanya membuat tubuh tetap seimbang, tetapi juga menjadikan darah yang beredar lebih segar. Dengan kata lain, tubuh distimulasi untuk tetap aktif dalam menjaga kualitas darahnya.

3. Menurunkan Kadar Kolesterol

Kolesterol tinggi menjadi faktor risiko utama berbagai penyakit kronis, mulai dari hipertensi hingga stroke. Donor darah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh karena sebagian kolesterol ikut “terbuang” bersama darah yang disumbangkan. Jika dilakukan secara rutin, hal ini bisa menjadi langkah preventif yang sederhana namun efektif.

4. Sarana Deteksi Dini Penyakit

Tidak semua orang sadar akan kondisi kesehatannya. Saat melakukan donor darah, seseorang diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan awal, mulai dari tekanan darah, detak jantung, kadar hemoglobin, hingga skrining penyakit menular seperti HIV, hepatitis, sifilis, dan malaria.

Baca juga:  Penelantaran Belasan PMI Asal Buleleng di Turki, Dua Terdakwa Divonis Lebih Ringan dari Tuntutan

Proses ini menjadikan donor darah sebagai “alarm kesehatan” yang bisa membantu mendeteksi masalah medis sejak dini. Jika hasil skrining menunjukkan indikasi penyakit, pendonor bisa segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

5. Mengurangi Stres

Donor darah tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga pikiran. Studi psikologi sosial menunjukkan bahwa kegiatan altruistik—seperti membantu orang lain tanpa pamrih—dapat menurunkan kadar hormon stres. Pendonor biasanya merasakan kepuasan batin setelah melakukan donor darah, karena menyadari bahwa aksinya bermanfaat bagi kehidupan orang lain.

6. Mengurangi Perasaan Negatif

Emosi negatif seperti rasa cemas, marah, atau perasaan bersalah dapat berkurang ketika seseorang melakukan kegiatan sosial. Donor darah membantu mengalihkan fokus dari masalah pribadi menuju sesuatu yang lebih besar: menyelamatkan nyawa. Hal ini membuat pendonor merasa lebih ringan secara emosional.

7. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional

Kebahagiaan tidak selalu datang dari materi, melainkan juga dari rasa bermakna. Dengan donor darah, seseorang mendapatkan “happiness boost” karena merasa menjadi bagian dari solusi. Tidak jarang, orang yang rutin mendonorkan darah merasakan peningkatan kepuasan hidup dan kepercayaan diri.

Baca juga:  Pawai Ogoh-ogoh Jadi Daya Tarik Wisman ke Bali

8. Mengurangi Rasa Terasingkan

Kegiatan donor darah biasanya dilakukan secara kolektif, baik di Unit Transfusi Darah (UTD), rumah sakit, kantor, sekolah, maupun acara sosial. Kehadiran dalam komunitas pendonor dapat memperluas jaringan sosial, mempererat rasa kebersamaan, serta mengurangi rasa kesepian atau keterasingan.

Selain manfaat kesehatan, donor darah juga memiliki makna sosial yang dalam. Di Indonesia, kebutuhan darah setiap harinya mencapai sekitar 5.000 kantong, sementara ketersediaannya masih sering terbatas.

Dengan mendonorkan darah, kita ikut memastikan bahwa saudara-saudara kita yang membutuhkan—misalnya pasien kecelakaan, ibu melahirkan, atau penderita penyakit kronis—mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik.

Hari PMI menjadi momentum tepat untuk meningkatkan kesadaran ini. Bahwa setiap tetes darah yang kita sumbangkan bukan hanya soal medis, tetapi juga soal kemanusiaan dan harapan hidup. (Asmara Putera/balipost)

 

BAGIKAN