Senderan sungai dan tepian jembatan Jalan Usaha Tani Gelgel-Jumpai jebol pasca hujan lebat. (BP/Ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Jalan Usaha Tani (JUT) Desa Gelgel – Jumpai, Klungkung, jebol pasca banjir pekan lalu. Kondisi itu baru dilaporkan kepada BPBD Klungkung. Kerusakan yang ditimbulkan cukup berat dan membutuhkan sekitar Rp 100 juta untuk melakukan perbaikan atas kerusakan itu.

Kepala Pelaksana BPBD Klungkung I Putu Widiada, Minggu (14/9), mengatakan, kerusakan tersebut menimbulkan dampak terganggunya akses petani setempat dalam mengangkut hasil pertaniannya maupun para petani yang biasa memanfaatkan akses jembatan untuk bekerja. Penanganan terhadap kerusakan yaitu, melakukan assessment dan penghitungan sementara untuk memperoleh gambaran umum taksiran kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan.

Baca juga:  Pemkab Badung Lestarikan Permainan dan Olahraga Tradisional Melalui Pekan Kebudayaan Daerah Jantra Tradisi Bali

“Kami sudah turun melakukan assesstment. Jebolnya senderan jembatan sekaligus Jalan Usaha Tani tersebut disebabkan naiknya debit air sungai waktu terjadi hujan lebat,” kata Widiada.

Perbekel Desa Gelgel I Wayan Sudiantara, Minggu (14/9), menegaskan, akses jalan subak ini memang sering dilalui para petani, utamanya dari Desa Jumpai yang memiliki lahan garapan sawah di Subak Pegatepan Desa Gelgel. “Lebih banyak petani dari Desa Jumpai yang menggunakan akses jalan ini, sebagai jalan alternatif yang menghubungkan dua desa yaitu Desa Gelgel dan Desa Jumpai,” katanya.

Baca juga:  COVID-19, Jumlah Kasus Narkoba Justru Naik Lampaui 100 Persen

Widiada menambahkan, peristiwa ini sudah dilaporkan kepada Bupati Klungkung I Made Satria. Untuk perbaikan, diperlukan dukungan dana dan sumber daya lainnya, karena kebutuhan dana untuk rehabilitasi yang bersumber dari bantuan sosial tidak terencana, hanya bersifat stimulan.

Selain kerusakan senderan dan jembatan, BPBD Klungkung juga melaporkan dampak bencana di tempat lain, berupa robohnya tembok penyengker di Pura Dang Kahyangan Sakti Bajing Desa Tegak, sepanjang 4,5 meter dan tinggi 1,5 meter dengan perkiraan kerugian sekitar Rp5 juta. Demikian juga kerusakan tembok penyengker pada rumah milik Ni Komang Sukiati di Dusun Delod Buug Desa Dawan Klod sepanjang 27 meter, dengan kerugian sekitar Rp 12 juta.

Baca juga:  Jebol, Atap SDN 4 Jehem Ditutupi Terpal

Terakhir, kerusakan tembok penyengker di TPS 3R Bhuana Asri di Desa Selat, sepanjang 21 meter dengan kerugian sekitar Rp 7,7 juta dan kerusakan penyengker pada TK Negeri Selat sepanjang 15 meter dengan kerugian sekitar Rp 5,4 juta. Kondisi ini menyebabkan terganggunya aktivitas TPS 3R dan sekolah setempat. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN