Salah satu dampak banjir di Tabanan. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat, sedikitnya terdapat 33 titik terdampak banjir hingga Rabu (10/9) malam, dengan estimasi kerugian mencapai Rp1,45 miliar. Meski tidak ada korban jiwa, sejumlah kerusakan cukup parah terjadi di sejumlah titik.

Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinada Giri menegaskan, sesuai intruksi kepala daerah, BPBD akan merespons cepat setiap bencana. Namun, ia mengakui bahwa penanganan belum bisa optimal karena keterbatasan peralatan. Salah satunya terkait penggunaan alat berat yang baru dapat dikerahkan di Perumahan Lembah Sanggulan pada Sabtu (13/9), sebab dua hari ke depan peralatan tersebut sudah dipakai di lokasi lain.

Dari data kerusakan yang masuk ke laporan BPBD, sejauh ini yang paling parah, adalah di perumahan kawasan Lembah Sanggulan. Kemudian, di kawasan Banjar Bongan Jawa terdapat dapur milik warga tergerus, hingga senderan Setra Bongan Lebah yang juga tergerus. Selain juga laporan yang baru masuk menyebutkan Pura Prajapati di Desa Bengkel, Kediri, ikut terdampak.

Baca juga:  Senggol Mobil Hakim, Subaidi Tewas Tabrak Truk

“Di Sanggulan ada bangunan yang membahayakan sehingga perlu dirobohkan dengan alat berat. Untuk di jalur Sudimara menuju Bengkel, masyarakat sudah membantu evakuasi dengan pola gotong royong menggunakan alat berat,” jelas Srinada Giri, Kamis (11/9).

Ia menambahkan, penanganan bencana tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD semata. Warga bersama TNI dan Polri juga aktif turun membantu evakuasi serta pembersihan. Sejumlah lokasi sudah ditangani, seperti pembersihan lumpur di Sudimara dan Lembah Sanggulan. Namun, di bagian utara perumahan Sanggulan masih diperlukan mesin semprot untuk mengatasi sisa lumpur.

Baca juga:  Mulai Turun Hujan, BPBD Himbau Warga Waspada Ancaman Bencana Alam

Terkait status Bali yang sudah siaga darurat bencana, Srinada Giri mengingatkan masyarakat agar tetap waspada meski BMKG menyebut intensitas hujan mulai mereda. “Bencana tidak bisa diprediksi, hujan dan angin kencang bisa datang kapan saja,” ujarnya.

Sementara itu, bantuan logistik berupa sembako yang tersedia di BPBD dikatakannya sudah habis tersalurkan. Namun, ada tawaran dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui program corporate social responsibility (CSR), yang nantinya akan direkap oleh BPBD provinsi sesuai kebutuhan di lapangan. “Jadi apa yang dibutuhkan daerah nanti dilaporkan ke provinsi yang pendanaannya dari BNPB,” jelasnya.

Baca juga:  Bali United Wajib Menang Atas Badak Lampung di Stadion Dipta

Untuk kerusakan bangunan, kata Srinada Giri, penanganannya akan disinergikan dengan anggaran dari pemerintah provinsi maupun kabupaten sesuai kemampuan daerah. “Data kerusakan masih terus berjalan, kami juga masih menunggu laporan dari para camat untuk melengkapi data yang sudah masuk ke BPBD,” tegasnya.

Terkait dengan penanganan bencana, juga sudah dilakukan di lima kecamatan terdampak, yaitu Baturiti, Marga, Tabanan, Kediri, dan Kerambitan dengan dukungan 28 personel BPBD yang dikerahkan dan dibantu oleh TNI, Polri, serta partisipasi masyarakat setempat. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN