Banjir membawa dampak kerusakan di sejumlah titik di Tabanan. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Belanja tak terduga (BTT) Pemkab Tabanan untuk penanganan bencana saat ini hanya tersisa sekitar Rp3 miliar. Sisa anggaran tersebut belum diketahui pasti apakah bisa meng-cover dampak bencana banjir, Rabu (10/9). Pasalnya, petugas sejauh ini masih terus melakukan pendataan terhadap kerusakan yang ditimbulkan.

Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Tabanan, I Wayan Kotio mengatakan, total alokasi BTT tahun 2025 mencapai Rp13,9 miliar. Namun, hingga September ini sebagian besar sudah terserap untuk berbagai penanganan bencana sejak awal tahun.

Baca juga:  Hujan Deras Guyur Karangasem, Banjir dan Longsor Melanda

“Karena banyak kejadian bencana di awal 2025, realisasi sudah cukup besar. Saat ini sisa BTT hanya kurang lebih Rp3 miliar. Kalau ternyata tidak bisa meng-cover seluruh dampak banjir kemarin, tentu akan diajukan dalam APBD induk 2026,” jelas Kotio, Kamis (11/9).

Menurutnya, setiap penggunaan BTT harus melalui mekanisme penetapan status bencana. Hal ini juga sejalan dengan catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), bahwa dana BTT tidak bisa digunakan sembarangan dan wajib sesuai mekanisme dan regulasi yang berlaku.

Baca juga:  Potensi Bencana di Bali

Sementara itu, Sekda Tabanan, I Gede Susila menegaskan bahwa koordinasi terus dilakukan untuk mempercepat penanganan dampak banjir. Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, disebut aktif memantau perkembangan, baik melalui komunikasi langsung maupun koordinasi bersama jajaran Forkopimda.

“Bupati sudah berkomunikasi dengan Gubernur Bali, juga dengan kabupaten lain terkait kemungkinan bantuan lintas wilayah. Para camat juga sudah diminta segera melaporkan kondisi di lapangan agar penanganan bersama bisa cepat dilakukan,” ujar Susila.

Baca juga:  Data Terbaru, Seratusan Orang Meninggal Akibat Bencana Siklon Seroja

Hingga kini, pendataan dampak banjir masih berlangsung di lapangan. Laporan sementara dari kecamatan mencatat sejumlah kerusakan infrastruktur dan fasilitas warga, namun detail total kerugian masih menunggu hasil rekapitulasi dari tim gabungan. (Puspawati/balipost)

 

BAGIKAN