Presiden Prabowo Subianto (kiri) jalan bersama dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (kanan) menuju ruang kerja Presiden saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya, Minggu (7/9).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Ishiba menyebut pentingnya mencapai kesepakatan tarif antara Jepang dan Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu faktor utama dalam keputusannya menyerahkan jabatan kepada bakal penerusnya.

Ishiba juga menyampaikan penyesalan mendalam karena gagal memenuhi harapan sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).

Dalam konferensi pers, Ishiba mengatakan strategi pertumbuhan ekonomi pemerintahannya yang berfokus pada peningkatan upah telah mulai menunjukkan hasil.

Baca juga:  Inflasi Tinggi, Ekonomi Global Dekati Resesi

Namun, ia tetap mengambil tanggung jawab atas kekalahan besar yang dialami LDP dalam pemilu Majelis Tinggi pada 20 Juli lalu.

Ishiba menyuarakan harapan agar penerusnya dapat menjaga hubungan kuat dengan AS dan mitra utama lainnya. Menurutnya, pengunduran diri ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya “perpecahan besar” di dalam tubuh LDP.

Sebelumnya, Ishiba santer diberitakan akan mengundurkan diri pada Minggu, sehari sebelum partai memutuskan apakah akan mengadakan pemilihan presiden.

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 di Bali Hampir 34 Ribu Orang, Tambahan Hari Ini Didominasi Zona Merah

Keputusan mundur itu mencuat setelah Ishiba, pada Sabtu malam bertemu mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga dan Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi, dua tokoh yang dikenal dekat dengannya. Keduanya diyakini mendesak Ishiba agar menghindari perpecahan di tubuh Partai Demokrat Liberal (LDP).

Menurut sumber yang dekat dengannya, Ishiba yang menjabat sejak Oktober 2024 sebelumnya menyatakan kesiapannya menolak rencana pemilihan pimpinan LDP dengan mengancam membubarkan DPR dan menggelar pemilu cepat, sikap yang memicu penolakan di dalam partai LDP.

Baca juga:  Pastikan Ikut Retret Gelombang II, Sutjidra-Supriatna Siapkan Fisik hingga Seragam

Di tengah meningkatnya desakan agar Ishiba bertanggung jawab atas kehilangan mayoritas koalisi dalam pemilu majelis tinggi pada Juli, LDP berencana mengumpulkan tanda tangan para anggotanya pada Senin untuk menentukan apakah akan mengadakan pemilihan presiden lebih awal dari jadwal 2027.

Kritik terhadap Ishiba meningkat dalam beberapa hari terakhir, bahkan dari para sekutunya, karena ia berjanji untuk tetap menjabat. (kmb/balipost)

BAGIKAN