Gamer sedang bermain Mobile Legend di ponselnya. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Game online kini sangat digandrungi oleh anak-anak sekolah. Mereka bisa bermain bersama meski berada di tempat yang berbeda-beda. Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama. Karena bila anak sudah asyik dengan permainannya itu, bisa menjadi kecanduan. Ini yang perlu dikhawatirkan.

Orangtua harus waspada karena kecanduan game online dapat memberikan efek negatif untuk tumbuh kembang anak. Dampak seseorang yang mengalami kecanduan terhadap permainan berbasis internet ini sangat besar.

Seseorang yang mengalami adiksi, di samping mengalami keluhan secara fisik juga mengalami perubahan struktur dan fungsi otak. Demikian pernyataan salah seorang praktisi kesehatan jiwa, dr. Kristiana Siste, SpKJ(K), Senin (2/7), seperti dikutip dari Antaranews.

Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan kehilangan beberapa kemampuan/fungsi otaknya, antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencanakan dan melakukan tindakan) dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).

“Adanya perubahan otak membuat dirinya sulit mengendalikan perilaku impulsive. Sering pasien bilang sama saya, udah bosen main (game) tapi gak bisa berhenti. Karena memang otaknya sudah berubah, fungsi otak yang berfungsi untuk menahan perilaku untuk tidak impulsive itu sudah terganggu. Padahal dia sendiri sudah tidak menikmati, tapi tidak bisa berhenti karena kehilangan kontrol tadi,” terangnya.

Sementara itu, dari sisi kesehatan, seringkali mengalami gangguan tidur sehingga mempengaruhi sistem metabolisme tubuhnya, sering merasa lelah (fatigue syndrome), kaku leher dan otot, hingga Karpal Turner Syndrome.

Selain itu, kecenderungan sedentary life dan memprioritaskan bermain game dibandingkan aktifitas utama lainnya (misalnya makan), membuat para pecandu game online mengalami dehidrasi, kurus atau bahkan sebaliknya (obesitas) dan berisiko menderita penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung).

Baca juga:  Hakim Tolak Eksepsi Terdakwa Dugaan Korupsi KONI Gianyar

WHO telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder). Dalam versi terbaru ICD-11, WHO menyebut bahwa kecanduan game merupakan disorders due to addictive behavior atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan.

Berikut, dampak buruk kecanduan game online bagi anak:

1. Menurunnya motivasi belajar

Anak-anak yang terlalu sering bermain game cenderung kehilangan minat terhadap aktivitas belajar. Mereka menjadi lebih malas mengerjakan tugas sekolah dan enggan mengikuti pelajaran dengan baik.

2. Munculnya perilaku agresif

Intensitas bermain game yang tinggi dapat memicu perilaku agresif, seperti mudah marah, membantah orang tua atau guru, serta terlibat dalam konflik dengan teman sebaya. Kondisi ini bisa diperparah jika tidak ada kontrol dari orang dewasa.

3. Meniru bahasa kasar

Game online yang bersifat kompetitif sering mengandung kata-kata kasar atau ejekan. Anak-anak yang terbiasa mendengar hal ini bisa meniru gaya bicara yang kurang sopan, bahkan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Gangguan kesehatan fisik

Duduk terlalu lama di depan layar dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik, seperti sakit kepala, mata lelah, serta postur tubuh yang buruk. Kurangnya waktu tidur juga menjadi masalah serius akibat bermain game hingga larut malam.

5. Berkurangnya interaksi sosial

Kecanduan game membuat anak lebih asyik dengan dunia virtual dan mengabaikan interaksi sosial secara langsung. Mereka menjadi kurang peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehilangan kemampuan bersosialisasi secara alami.

6. Ketidakstabilan emosi

Anak yang kecanduan game cenderung lebih emosional dan sulit mengendalikan perasaan. Mereka mudah tersinggung, merasa gelisah saat tidak bermain, serta sulit fokus pada aktivitas lain.

Baca juga:  Kecanduan Game Online, Aditya Sampai Curi Laptop dan Tabung LPG

7. Hambatan perkembangan sosial dan empati

Kurangnya interaksi dengan teman sebaya dan terlalu sering berinteraksi dengan dunia maya dapat menghambat perkembangan empati dan kemampuan kerja sama anak.

Mereka menjadi lebih individualistis dan kurang peka terhadap orang lain.

Berikut beberapa cara mencegah anak kecanduan game yang perlu dilakukan, dirangkum dari berbagai sumber:

1. Jelaskan bahaya bermain game dengan bahasa anak

Anda bisa menjelaskan kepada anak bahwa bermain tidak hanya dengan video game saja. Ada banyak jenis permainan yang bisa dilakukan bersama. Selain itu, jelaskan pula bahwa bermain game yang terlalu lama dan terlalu sering bisa menyebabkan beberapa masalah.

Misalnya, mata lelah, kurang istirahat, pelajaran sekolah menurun, tidak punya teman, dan lain sebagainya.

2. Ajak anak bermain di luar rumah

Salah satu cara mencegah kecanduan game adalah dengan mengajak anak bermain di luar rumah. Outbound dapat menjadi contoh kegiatan yang baik untuk anak Anda.

Kegiatan ini dilakukan di luar rumah dan melibatkan aktivitas fisik. Dengan melakukan kegiatan outbound bersama, kesehatan fisik anak akan lebih terjaga, dan hubungan Anda dengannya juga akan lebih erat.

3. Batasi waktu anak bermain game

Batasi waktu anak untuk bermain game setiap harinya. Pastikan waktu bermain game tidak lebih dari satu atau dua jam per hari, khususnya selama hari-hari sekolah. Jadikanlah bermain game sebagai kegiatan yang dilakukan ketika si Kecil sudah menyelesaikan berbagai kewajibannya, seperti belajar dan membuat pekerjaan rumah.

Ingat lah bahwa Anda adalah pemegang kuasa atas segala perilaku anak. Jangan biarkan si Kecil mengambil keputusan sepihak tanpa ada persetujuan dari Anda sebagai orangtuanya.

Baca juga:  Destinasi Wisata, Bali Jadi Pasar Potensial Smartwatch hingga Audio Nirkabel

4. Hindari meletakan konsol game di kamar anak

Untuk mencegah anak Anda bermain game sampai larut malam, hindari meletakkan konsol atau gawai untuk bermain game di dalam kamar tidur si Kecil. Akan lebih baik jika Anda meletakkan perangkat bermain game tersebut di ruang keluarga atau di tempat lain yang mudah dipantau.

5. Gunakan fitur parental control

Hampir di setiap game terdapat fitur “parental control” yang memperbolehkan Anda mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan game tersebut. Dengan fitur ini, Anda dapat mengatur waktu si Kecil memainkan game terkait.

Apabila anak bermain game di komputer, pastikan Anda memasang software untuk membatasi akses, termasuk mengatur waktu anak bermain game atau menjelajah internet.

6. Game sebagai hadiah

Anda bisa menjadikan game sebagai hadiah dengan membuat peraturan. Misalnya, si Kecil boleh bermain game di akhir pekan selama dua jam apabila semua tugas telah selesai dan mendapatkan nilai yang baik. Apabila nilainya menurun, maka jumlah jam bermain game akan dikurangi.

7. Ciptakan lingkungan belajar yang menarik

Cara mencegah anak kecanduan game online adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menarik. Banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan dan tidak membosankan.

8. Jangan gunakan gadget saat bersama anak

Sebagai orang tua, Anda juga harus memberikan contoh yang baik pada anak. Apabila sedang penat atau bosan menemani si Kecil, sebaiknya hindari menggunakan gadget untuk sosial media, bermain game, maupun hal lainnya.

Kiat-kiat tersebut adalah untuk mencegah atau mengurangi kecanduan game pada anak. Namun, jika anak Anda sudah mengalami kecanduan yang berat, dibutuhkan bantuan psikiater dan psikolog anak. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN