Sekda Wayan Adi Arnawa menghadiri Karya Melaspas, Mebangkit, Mecaru Rsi Gana dan Mendem Pedagingan di Pura Puseh Desa Adat Sedang, Jumat (28/7). (BP/Istimewa)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Ala ayuning dewasa dalam tradisi Bali adalah penentuan hari yang dilihat cocok (ayu) atau kurang cocok (ala) untuk melakukan aktivitas tertentu. Penentuan hari ini memperhitungkan kombinasi sistem penanggalan tradisional seperti wuku, sasih, panglong, dan alahing dewasa (prioritas hari). Semakin rendah nilai alahing dewasa, semakin kuat atau lebih utama hari tersebut dipandang .

Pada hari ini, 3 September 2025, berikut ala ayuning dewasa-nya dikutip dari kalenderbali.org:

Baca juga:  Vaksinasi PMK Sasar Kambing

Sebagai catatan, meski kalender memberikan panduan ini, untuk keperluan ritual adat atau keputusan penting seperti pernikahan, umumnya masih disarankan untuk berkonsultasi dengan pemangku adat setempat agar sesuai konteks spiritual dan lokal.

Carik Walangati

Tidak baik untuk pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben, dan membangun rumah.

Catur Laba

Baik untuk bepergian ke arah utara, dan melaksanakan upacara Manusa Yadnya maupun Pitra Yadnya.

Geni Rawana

Baik untuk pekerjaan yang berkaitan dengan api, tidak baik untuk mengatapi rumah, melaspas, atau bercocok tanam.

Baca juga:  Mengenal Pengonsep Kalender Bangbang Gde Wisma

Kajeng Kipkipan

Baik untuk membuat dungki (keranjang kecil tempat ikan).

Kajeng Rendetan

Baik untuk menanam tumbuhan yang berbuah.

Kala Gumarang Munggah

Baik untuk melakukan upacara Bhuta Yadnya, tidak baik untuk menanam sirih atau tembakau.

Kala Isinan

Baik untuk mulai belajar, serta membuat lemari atau gudang.

Kala Mereng

Tidak baik untuk bercocok tanam.

Kala Sor

Tidak baik untuk pekerjaan yang berkaitan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, atau membuat terowongan.

Baca juga:  Sekda Dewa Indra Kerahkan ASN dan Tenaga Kontrak Sukseskan SP 2020

Pepedan

Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi.

Salah Wadi

Tidak baik untuk Manusa Yadnya seperti wiwaha, potong rambut, dan mapandes maupun Pitra Yadnya seperti penguburan, ngaben, nyekah, dan ngasti. (Dedy Sumarthana/balipost)

BAGIKAN